Bagnaia Terpuruk, Marquez Bersinar: Drama MotoGP Inggris

Francesco Bagnaia mengalami akhir pekan yang pahit di MotoGP Inggris, kelanjutan dari performa buruknya di Le Mans. Untuk pertama kalinya sejak format sprint diperkenalkan pada tahun 2023, sang juara bertahan tak meraih satu poin pun, baik di sprint race maupun grand prix. Akibatnya, ia tertinggal 72 poin dari Marc Marquez di puncak klasemen.

Masalah utama Bagnaia adalah kurangnya feeling pada bagian depan motor GP25-nya. General Manager Ducati, Dall’Igna, mengakui perlunya analisis mendalam dan menekankan pentingnya kerja sama tim untuk mengatasi kesulitan ini. Ia menolak mencari pembenaran dan menyerukan setiap individu untuk bertanggung jawab dan berkontribusi pada peningkatan performa. Dall’Igna yakin tantangan ini akan menjadi motivasi positif bagi tim untuk bersaing lebih baik.

Sementara Bagnaia berjuang, Marc Marquez menunjukkan performa gemilang. Meskipun sempat kesulitan, Marquez berhasil melakukan comeback luar biasa yang membawanya ke podium. Dall’Igna memuji tekad dan kegigihan Marquez, menggambarkan comeback tersebut sebagai bukti semangat seorang veteran sekaligus kegigihan seorang pemula.

MotoGP Inggris juga mencatat kemenangan pembalap non-Ducati untuk kedua kalinya berturut-turut, dengan Marco Bezzecchi (Aprilia) mengungguli Fabio Quartararo (Yamaha) di Silverstone. Dall’Igna menyoroti ketidakpastian yang melekat pada Silverstone, dengan berbagai insiden seperti bendera merah, angin kencang, tabrakan, dan masalah teknis. Ia menggambarkan balapan itu sebagai "tegang dengan banyak tikungan dan belokan".

Marquez berhasil memperlebar keunggulannya di klasemen berkat podiumnya di Silverstone. Sementara itu, Alex Marquez (Gresini Ducati) finis di posisi kedua, di depan Bagnaia.

Meskipun Ducati tetap mendukung Bagnaia, rumor di Italia menyebutkan bahwa Yamaha tertarik merekrutnya sebagai target "impian terlarang" untuk tahun 2026.

Scroll to Top