Imunisasi bayi baru lahir seringkali mendapat penolakan dari sebagian masyarakat. Padahal, pemberian vaksin sejak dini sangat penting untuk mencegah penyakit serius yang bisa berdampak panjang bagi kesehatan anak.
Vaksinasi seperti hepatitis B dan polio oral merupakan langkah awal krusial dalam membangun sistem kekebalan tubuh bayi yang masih rentan. Vaksin polio oral mencegah kelumpuhan akibat polio, sementara vaksin hepatitis B melindungi dari infeksi hati kronis yang berpotensi menjadi kanker hati di kemudian hari.
Vaksin Penting untuk Newborn dan Manfaatnya
Bayi yang baru lahir sangat membutuhkan imunisasi sebagai perisai dari berbagai infeksi yang dapat menghambat tumbuh kembangnya. Beberapa jenis imunisasi utama yang dianjurkan meliputi:
- Hepatitis B: Diberikan dalam 24 jam pertama setelah lahir untuk melindungi hati dari virus hepatitis B yang bisa menyebabkan sirosis dan kanker hati.
- Polio: Diberikan dalam bentuk tetes (OPV) atau suntikan (IPV) mulai usia satu bulan. Vaksin ini mencegah infeksi virus polio yang berpotensi menyebabkan kelumpuhan permanen.
- BCG: Vaksin ini bertujuan mencegah penyakit tuberkulosis (TBC), terutama TBC paru, dan biasanya diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan.
- DPT: Vaksin kombinasi untuk mencegah difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Vaksin DPT direkomendasikan untuk bayi mulai usia dua bulan, dengan jadwal pengulangan sesuai rekomendasi medis.
Demam ringan setelah imunisasi adalah hal yang wajar dan menandakan vaksin sedang bekerja serta tubuh sedang membentuk kekebalan.
Bahaya Jika Bayi Tidak Diimunisasi
Mengabaikan jadwal imunisasi dapat berakibat fatal bagi bayi, termasuk risiko penularan penyakit kepada orang lain. Anak yang tidak diimunisasi berisiko tertular penyakit berbahaya, bahkan menularkannya kepada orang lain, yang dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.
Selain membahayakan diri sendiri, anak yang tidak divaksinasi berpotensi menjadi pembawa penyakit di lingkungan sekitarnya, terutama bagi kelompok yang tidak bisa divaksin karena kondisi medis tertentu. Tanpa imunisasi, tubuh bayi tidak memiliki pertahanan yang cukup terhadap virus atau bakteri penyebab penyakit menular, sehingga sangat rentan terhadap komplikasi serius yang sebenarnya bisa dicegah.
Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menerima informasi, terutama yang beredar di media sosial, dan selalu mencari informasi dari sumber terpercaya seperti dokter anak, institusi kesehatan resmi, atau organisasi profesi kesehatan.
Vaksinasi bukan hanya sekadar pilihan, melainkan hak anak untuk mendapatkan perlindungan kesehatan sejak lahir. Dengan mengikuti jadwal imunisasi yang dianjurkan, orang tua memberikan bekal penting bagi anak untuk tumbuh sehat dan kuat menghadapi risiko penyakit di masa depan.