Kanker kolorektal, atau kanker usus besar, kini semakin mengkhawatirkan karena menyerang usia muda. Penelitian terbaru mengungkapkan peningkatan signifikan kasus kanker ini pada kelompok usia di bawah 54 tahun. Bahkan, satu dari lima pasien kanker usus besar saat ini adalah individu muda. Angka ini melonjak lebih dari 11 persen dibandingkan dua dekade lalu.
Ilmuwan dari University of California, San Diego, menemukan bahwa racun colibactin, yang dihasilkan oleh bakteri Escherichia coli (E. coli) di dalam usus, berpotensi menjadi salah satu penyebabnya. Analisis terhadap hampir seribu sampel tumor dari pasien kanker kolorektal di 11 negara menunjukkan bahwa mutasi DNA yang disebabkan oleh colibactin tiga kali lebih sering ditemukan pada pasien yang didiagnosis sebelum usia 40 tahun, dibandingkan dengan mereka yang berusia di atas 70 tahun.
Paparan terhadap colibactin diduga terjadi sejak masa kanak-kanak, bahkan sebelum usia 10 tahun, yang menjelaskan mengapa kanker usus besar dapat berkembang lebih awal. Meskipun bakteri penghasil colibactin ditemukan pada 20-30 persen populasi, tidak semua orang yang terinfeksi akan terkena kanker. Faktor lingkungan seperti pola makan tinggi daging olahan dan rendah serat, ciri khas gaya hidup Barat, turut memengaruhi tingkat risiko.
Ahli onkologi dari Johns Hopkins University menekankan bahwa studi ini membuka jalan baru dalam pencegahan kanker. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana bakteri ini dapat berubah menjadi pemicu kanker. Pengembangan probiotik untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat di usus, serta uji tinja untuk mendeteksi dini kerusakan DNA akibat colibactin, tengah menjadi fokus pengembangan oleh tim peneliti.