GAZA – Kabar mengejutkan datang dari Gaza: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim bahwa Mohammed Sinwar, panglima perang Hamas di Gaza, telah tewas. Klaim ini muncul di tengah konflik yang berkecamuk dan upaya negosiasi gencatan senjata yang alot.
Mohammed Sinwar adalah sosok penting dalam hierarki Hamas. Ia merupakan adik dari Yahya Sinwar, seorang pemimpin senior Hamas yang juga tewas dalam baku tembak dengan pasukan Israel tahun lalu. Kematian Mohammed Sinwar akan menjadi pukulan telak bagi kelompok militan tersebut.
Netanyahu, dalam pidatonya di parlemen, memasukkan nama Mohammed Sinwar ke dalam daftar pemimpin Hamas yang tewas akibat serangan Israel. Klaim ini muncul setelah insiden tragis di pusat bantuan Gaza, di mana satu orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat kerumunan massa.
Mohammed Sinwar mengambil alih kepemimpinan operasional Hamas setelah kematian kakaknya, Yahya. Sebelum Yahya, posisi tersebut dipegang oleh Ismail Haniyeh yang juga tewas di Iran. Mohammed Sinwar dituding mendalangi serangan terhadap Israel pada Oktober 2023 lalu.
Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa serangan yang mungkin menewaskan Mohammed Sinwar terjadi pada awal Mei. Kesalahan fatal Sinwar adalah bergerak tanpa "sabuk sandera", sebuah taktik pertahanan yang biasa digunakannya. Intelijen Israel sebenarnya telah lama mengincar Sinwar, namun selalu mengurungkan niat karena khawatir akan keselamatan sandera.
Pada tanggal 13 Mei, Sinwar bertemu dengan komandan Brigade Rafah Hamas, Mohammad Shabana, dan pejabat tinggi lainnya, tanpa pengawalan sandera. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Angkatan Udara Israel untuk melancarkan serangan ke kompleks komando bawah tanah di bawah Rumah Sakit Eropa.
Serangan itu dilaporkan menewaskan belasan orang dan melukai puluhan lainnya. Hamas dilaporkan menemukan jenazah Sinwar sehari setelah serangan dan menguburkannya sementara di terowongan lain. Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari Israel, Menteri Pertahanan Israel mengindikasikan bahwa Mohammed Sinwar "telah disingkirkan".
Mohammed Sinwar dikenal sebagai sosok yang keras kepala dalam negosiasi pembebasan sandera dan menjadi penghalang bagi tercapainya kesepakatan gencatan senjata. Ia telah aktif dalam Hamas selama beberapa dekade dan memiliki catatan kriminal terkait aksi terorisme terhadap Israel. Ia pernah dipenjara oleh Israel dan Otoritas Palestina.