Ancaman Ganoderma: Produsen Benih Sawit Indonesia Berlomba Ciptakan Solusi

Penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan jamur Ganoderma Boninense menjadi momok menakutkan bagi industri kelapa sawit nasional. Serangan jamur ini tidak hanya terbatas di Indonesia, tetapi juga meluas di negara-negara produsen sawit lainnya di Asia Tenggara.

Akibat serangan Ganoderma, populasi pohon sawit berkurang drastis, menghambat upaya peningkatan produktivitas sawit. Pada tahun 2023, luas perkebunan sawit yang terdampak Ganoderma mencapai 170.593 hektar. Tanpa pengendalian yang efektif, potensi penurunan hasil panen (yield) bisa mencapai 90%.

Menghadapi tantangan ini, 20 produsen benih sawit di Indonesia terus berinovasi selama dua dekade terakhir. Fokus riset kini bergeser ke arah pengembangan benih sawit yang lebih spesifik, seperti varietas moderat Ganoderma dan toleran kekeringan.

"Benih sawit saat ini tidak hanya menawarkan keunggulan produktivitas, tetapi juga memiliki karakteristik khusus," ujar seorang ahli dari Forum Kerjasama Produsen Benih Kelapa Sawit.

Saat ini, terdapat 7 produsen benih sawit yang telah menghasilkan 13 varietas moderat Ganoderma. Berikut daftar produsen dan varietas benih sawit moderat Ganoderma:

  1. PT Socfin Indonesia: DxP MT Gano
  2. PPKS: DXp 540 NG
  3. PT Tunggal Yunus Estate (Asian Agri): Topaz GT
  4. PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia: DxP Spring MR Gano, DxP Thanza MR Gano, DxP Compact MR Gano, DxP Themba MT Gano
  5. PT Dami Mas Sejahtera (Sinar Mas): DxP Dami Mas IGR
Scroll to Top