Ancaman Jantung di Usia Muda: Gaya Hidup Buruk Jadi Pemicu Utama

Jakarta – Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia, merenggut sekitar 650.000 jiwa setiap tahunnya. Ironisnya, penyakit ini kini tak hanya menghantui lansia, tetapi juga semakin banyak menyerang generasi muda di bawah usia 40 tahun.

Dokter spesialis jantung menekankan bahwa pergeseran usia penderita jantung ke usia produktif ini sangat memprihatinkan. Mereka harus berjuang mengelola penyakit ini seumur hidup, yang berdampak besar pada kualitas hidup dan keluarga mereka.

Faktor pemicunya? Gaya hidup yang kurang sehat. Kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok (termasuk rokok elektrik atau vape), dan pola makan yang buruk menjadi penyebab utama penyakit jantung di kalangan anak muda. Data menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia termasuk yang paling sedikit berjalan kaki dibandingkan negara lain.

Oleh karena itu, upaya edukasi, pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan dini menjadi sangat krusial. Semakin cepat penyakit jantung terdeteksi, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi dan meringankan beban sistem kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan berkala seperti pengecekan tekanan darah, kadar kolesterol jahat, dan kadar gula darah sangat penting untuk deteksi dini.

Ketua organisasi rumah sakit swasta juga menekankan pentingnya kesiapan rumah sakit dalam menghadapi peningkatan jumlah pasien jantung usia muda. Rumah sakit perlu meningkatkan fokus pada deteksi dini dan pencegahan, serta memberikan pelayanan yang proaktif, cepat, dan berpusat pada pasien dari semua kelompok usia.

Penggunaan teknologi seperti pencitraan, pengobatan, dan pemantauan berbasis kecerdasan buatan (AI), serta integrasi data pasien antar fasilitas kesehatan, dipandang sebagai solusi penting untuk meningkatkan kualitas layanan bagi pasien jantung.

Scroll to Top