Hamas Siap Bebaskan Semua Sandera dengan Syarat Ini

GAZA – Pejabat tinggi Hamas menyatakan kesiapan mereka untuk membebaskan seluruh sandera Israel sebagai imbalan atas jaminan penghentian agresi di Gaza. Hal ini diungkapkan di tengah berlangsungnya negosiasi di Kairo, dengan mediasi dari Mesir dan Qatar yang didukung oleh Amerika Serikat.

"Kami siap membebaskan semua sandera Israel dengan imbalan kesepakatan pertukaran tahanan yang serius, berakhirnya perang, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan masuknya bantuan kemanusiaan," tegas pejabat Hamas, Taher al-Nunu.

Hamas menuding Israel menjadi penghalang kemajuan menuju gencatan senjata. Menurut mereka, masalahnya bukan tentang jumlah tawanan, melainkan ingkar janji pihak Israel, menghambat implementasi perjanjian gencatan senjata, dan melanjutkan peperangan. Hamas menekankan perlunya jaminan untuk memaksa Israel mematuhi perjanjian.

Sebuah proposal baru dilaporkan telah diajukan kepada Hamas. Proposal tersebut mengusulkan pembebasan 10 sandera yang masih hidup sebagai imbalan atas jaminan AS bahwa Israel akan memulai negosiasi untuk fase kedua gencatan senjata. Tahap pertama gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari lalu, dan mencakup pertukaran sandera-tahanan, hanya berlangsung selama dua bulan.

Sementara itu, Hamas menegaskan bahwa mereka tidak akan melucuti senjata, yang merupakan syarat utama Israel untuk mengakhiri perang. "Senjata perlawanan tidak dapat dinegosiasikan," tegas Nunu.

Konflik di Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan ribuan korban jiwa di pihak Israel dan ratusan sandera. Hingga saat ini, puluhan sandera masih ditahan di Gaza.

Jumlah korban tewas di pihak Palestina sejak dimulainya agresi Israel telah mencapai puluhan ribu jiwa.

Scroll to Top