Bahasa Indonesia untuk Semesta: Komisi Istilah Astronomi dalam Sidang Badan Bahasa

Badan Bahasa menyelenggarakan Sidang Komisi Istilah (SKI) I 2025 di Cisarua, Bogor, menghadirkan pakar dari berbagai disiplin ilmu, termasuk Komisi Istilah Ilmu Astronomi. Forum ini bertujuan menyusun padanan istilah ilmiah dalam Bahasa Indonesia, menjembatani pemahaman masyarakat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

SKI menjadi wadah bagi para ahli untuk berdiskusi, menyelaraskan, dan menyepakati istilah keilmuan dalam Bahasa Indonesia. Tujuannya, memperkenalkan konsep-konsep ilmiah dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga ilmu pengetahuan lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.

Sidang ini adalah bagian dari upaya Badan Bahasa dalam mengembangkan dan membakukan istilah-istilah yang relevan dengan perkembangan zaman. Hasilnya akan menjadi bagian dari Padanan Istilah (PASTI) yang dikembangkan Badan Bahasa, serta menjadi kamus khusus bidang ilmu terkait.

SKI I 2025 menghadirkan tujuh komisi dari berbagai bidang ilmu. Komisi Istilah Ilmu Astronomi, yang baru dibentuk pada tahun sebelumnya, kembali hadir untuk sidang kedua. Tim ini bertugas menyusun taksonomi Kamus Astronomi serta mengumpulkan dan menciptakan padanan istilah astronomi dalam Bahasa Indonesia.

Inisiatif ini berakar dari kebutuhan akan istilah astronomi dalam Bahasa Indonesia, mengingat sebagian besar istilah astronomi masih menggunakan Bahasa Inggris. Padahal, tidak semua masyarakat Indonesia fasih berbahasa Inggris. Padanan istilah menjadi jembatan penting untuk memperkenalkan astronomi kepada publik, sekaligus mencegah miskonsepsi dalam memahami fenomena astronomi.

Kamusastro.com, situs istilah astronomi dalam Bahasa Indonesia yang telah dikembangkan sejak 2017, menjadi salah satu pendorong terbentuknya komisi ini. Meskipun teknologi penerjemahan daring semakin maju, padanan istilah baku tetap krusial. Penerjemah daring bergantung pada model bahasa besar (LLM) yang memerlukan masukan manusia. Tanpa acuan yang tepat, hasil terjemahan bisa bersifat literal dan menimbulkan kesalahpahaman.

Dua Sidang, Ratusan Istilah

Pada SKI 2024, Komisi Istilah Ilmu Astronomi menyusun taksonomi dan mengumpulkan 522 istilah dari berbagai subbidang. Pada SKI I 2025, fokusnya adalah pada padanan istilah subbidang Astrofisika.

Selama lima hari, komisi ini membahas dan menyusun padanan untuk 867 istilah astrofisika, ditambah 404 istilah dari subbidang lain. Proses ini bukan sekadar terjemahan langsung, melainkan penelusuran makna, konotasi, dan konteks dalam Bahasa Indonesia.

Mencari Makna yang Tepat

Contohnya, istilah "starburst" yang secara harfiah berarti "ledakan bintang". Namun, "ledakan bintang" bisa menimbulkan interpretasi yang salah, seperti supernova. Dalam konteks starburst, maknanya lebih mengarah pada pertumbuhan atau kelahiran bintang yang terjadi dengan cepat. Karena itu, dipilih padanan "galaksi sebar laju bintang", yang lebih tepat menggambarkan makna sebenarnya.

Contoh lain adalah "galactic bulge", yang merujuk pada area padat di pusat galaksi spiral. Meskipun "tonjolan" adalah terjemahan yang akurat, kata ini bisa mereduksi makna sebenarnya. Akhirnya, disepakati penggunaan kata "kelasa" dengan sinonim "bonggol galaksi", yang telah dibakukan dalam KBBI.

Irisan Lintas Bidang

Diskusi lintas bidang dengan komisi istilah ilmu lainnya juga menjadi hal yang menarik. Istilah keilmuan seringkali bersinggungan dengan bidang lain, seperti pertahanan, geologi, kimia, biologi, dan penyiaran.

SKI I 2025 telah selesai, namun perjalanan membangun kamus Astronomi masih berlanjut. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, kosakata baru akan terus bermunculan, menuntut pencarian padanan dalam Bahasa Indonesia.

Scroll to Top