Sekutu Mulai Berpaling: Negara Barat Kecam Tindakan Israel di Gaza

Jakarta – Gelombang kecaman dari negara-negara Barat terhadap Israel semakin deras. Eskalasi konflik di Gaza dan wilayah Arab lainnya memicu kritik tajam atas tindakan yang dinilai berlebihan. Berikut adalah beberapa negara yang dulunya dikenal sebagai sekutu setia Israel, kini mulai menunjukkan perubahan sikap:

Jerman

Kanselir Jerman, Friedrich Merz, melontarkan kritikan pedas terhadap operasi militer Israel di Gaza. Menurutnya, serangan besar-besaran tersebut "tidak lagi dapat dipahami" dan "tidak dapat dibenarkan" dalam konteks perang melawan Hamas. Pernyataan ini menandai perubahan signifikan dari posisi tradisional Jerman yang selama ini dikenal sebagai pendukung kuat Israel di panggung internasional. Tekanan dari opini publik, partai koalisi, dan pejabat senior pemerintah menjadi faktor pendorong perubahan sikap ini.

Inggris, Kanada, dan Prancis

Tiga negara sekutu utama Israel ini mengeluarkan ancaman sanksi jika Israel tidak segera menghentikan serangan di Gaza dan mencabut pembatasan bantuan kemanusiaan. Langkah ini merupakan tekanan internasional terkuat yang pernah dilayangkan sekutu Barat kepada Israel. Mereka menilai eskalasi serangan sebagai tindakan tidak proporsional dan melanggar hukum internasional. Mereka juga menentang perluasan permukiman Israel di Tepi Barat dan menegaskan bahwa dukungan mereka terhadap Israel bukanlah tanpa syarat.

Amerika Serikat (AS)

Dukungan Washington terhadap Israel terlihat mulai meredup. Setelah kunjungan ke Timur Tengah dan pertemuan dengan pemimpin negara yang kurang bersimpati pada Israel, ada indikasi perubahan arah kebijakan. Pertemuan Trump dengan pemimpin Islamis Suriah, Ahmed al-Sharaa, di Riyadh, mengindikasikan kemungkinan pencabutan sanksi terhadap Suriah. Sumber-sumber regional dan Barat mengindikasikan pesan jelas dari Trump: Netanyahu tidak bisa lagi mengandalkan dukungan tanpa syarat AS. Meningkatnya kekesalan di Washington atas kegagalan mencapai gencatan senjata di Gaza turut memperkuat indikasi ini. Meskipun AS tetap menjadi sekutu penting Israel, pemerintahan Trump ingin menyampaikan pesan bahwa Amerika memiliki kepentingan sendiri di Timur Tengah.

Scroll to Top