Harga iPhone dan Samsung Terancam Melonjak Akibat Ancaman Tarif Trump

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melontarkan ancaman yang berpotensi mengguncang pasar ponsel pintar global. Trump mengisyaratkan akan memberlakukan tarif sebesar 25% terhadap produk Apple dan produsen ponsel lainnya, termasuk Samsung, jika mereka tidak memindahkan produksi ke Amerika Serikat.

Ancaman ini awalnya ditujukan secara khusus kepada Apple, sebuah langkah yang tidak biasa dalam kebijakan perdagangan karena menargetkan satu perusahaan tertentu. Namun, Trump kemudian memperluas ancamannya ke seluruh produsen ponsel pintar, termasuk raksasa Korea Selatan, Samsung, serta merek-merek ponsel asal Tiongkok yang tengah populer. Trump menegaskan bahwa tarif baru ini akan mulai berlaku pada akhir Juni.

Trump menyatakan bahwa langkah ini juga akan berlaku untuk Samsung dan semua pihak yang memproduksi perangkat tersebut, karena jika tidak, hal itu dianggap tidak adil.

Meskipun Apple mendesain produknya di AS, sebagian besar perakitan iPhone dilakukan di Tiongkok, negara yang menjadi fokus utama dalam perang dagang yang digagas Trump. Diperkirakan sekitar 90% produksi dan perakitan iPhone masih berpusat di Tiongkok, meskipun sebagian kecil produksi telah dialihkan.

Apple sendiri telah mengumumkan rencana untuk memindahkan sebagian produksinya ke negara lain, termasuk India. Namun, Trump menganggap langkah ini belum cukup untuk memenuhi tuntutannya.

Dalam unggahannya di media sosial, Trump menyatakan bahwa ia telah lama memberi tahu CEO Apple, Tim Cook, bahwa iPhone yang dijual di AS harus diproduksi dan dirakit di Amerika Serikat, bukan di India atau negara lain. Jika tidak, Apple harus membayar tarif setidaknya 25% kepada AS.

Tekanan yang terus-menerus dari pemerintah AS ini telah berdampak pada harga saham Apple, yang mengalami penurunan lebih dari 20% sejak Trump menjabat dengan agenda proteksionisnya.

Analis teknologi memprediksi bahwa jika Trump benar-benar merealisasikan ancamannya, harga iPhone, Samsung, dan ponsel lainnya berpotensi mengalami kenaikan. Konsumen kelas menengah yang sudah terbebani dengan kenaikan harga barang-barang lain akan semakin kesulitan untuk membeli perangkat-perangkat tersebut.

Scroll to Top