Terobosan Baru! Ilmuwan Ungkap Rahasia Korona Matahari dengan Resolusi Tertinggi

Korona Matahari, lapisan terluar atmosfer Matahari, selalu menjadi objek misterius yang menarik perhatian ilmuwan. Terutama fenomena filamen plasma raksasa yang memancar dari permukaannya. Biasanya, korona hanya terlihat saat gerhana Matahari total dan seringkali buram karena gangguan atmosfer Bumi. Namun, kini semua itu berubah berkat inovasi terbaru.

Sebuah sistem optik adaptif canggih bernama Cona, terpasang pada Teleskop Surya Goode berdiameter 1,6 meter di Big Bear Solar Observatory, California, memberikan pandangan Matahari yang belum pernah sejelas ini.

Video-video yang dihasilkan diberi warna khusus untuk menyoroti cahaya hidrogen-alfa yang dipancarkan oleh plasma. Salah satu pemandangan yang paling menakjubkan adalah tampilan hujan koronal terjelas, berupa untaian plasma dingin yang sangat tipis, bahkan ada yang lebarnya kurang dari 20 kilometer.

Hujan koronal terbentuk ketika plasma panas di korona Matahari mendingin dan mengembun. Mirip dengan tetesan hujan di Bumi, hujan koronal tertarik kembali ke permukaan Matahari oleh gravitasi. Namun, berbeda dengan hujan di Bumi yang jatuh lurus ke bawah, hujan koronal mengikuti jalur melengkung karena plasma bermuatan listrik mengikuti garis medan magnet Matahari.

Penemuan ‘Plasmoid’ yang Belum Pernah Terlihat

Observasi detail Matahari ini juga mengungkap fitur baru yang belum pernah disaksikan sebelumnya: pembentukan dan runtuhnya aliran plasma halus yang bergerak cepat, yang disebut plasmoid.

Rekaman time-lapse menunjukkan plasmoid melengkung di permukaan Matahari dengan kecepatan hampir 100 kilometer per detik. Ini kemungkinan besar adalah observasi pertama plasmoid yang berhasil dilakukan.

Tak kalah menarik, adalah tampilan kompleks prominensa Matahari yang dengan cepat mengubah bentuknya sambil "menari" dan berputar mengikuti medan magnet Matahari.

Permukaan Matahari yang tampak lembut seperti kapas berasal dari spikula, yaitu semburan plasma berdurasi pendek yang sifat dan asalnya masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.

Prominensa Matahari adalah lengkungan plasma besar – gas panas yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Fenomena ini tertambat di permukaan Matahari, tepatnya di fotosfer, dan menjulur jauh ke dalam korona. Namun, bagaimana prominensa ini terbentuk, masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.

Era Baru Astronomi Surya

Gambar-gambar baru korona Matahari ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga membuka peluang unik untuk mempelajari korona dengan cara yang belum pernah mungkin dilakukan sebelumnya.

Sistem optik adaptif koronal yang baru ini memungkinkan pengambilan citra fitur koronal dengan resolusi sangat tinggi, mendekati batas teoretis Teleskop Surya Goode.

Dengan menangkap struktur halus dan pergerakan plasma yang lebih dingin, ilmuwan semakin dekat untuk memecahkan salah satu misteri terbesar Matahari: mengapa korona bisa mencapai suhu jutaan derajat lebih panas dibandingkan permukaan Matahari. Pandangan yang lebih tajam ini juga membantu kita memahami letusan filamen dan lontaran massa koronal (coronal mass ejections), yaitu ledakan plasma besar yang memicu cuaca antariksa, mengganggu teknologi, dan menciptakan aurora yang spektakuler.

Para ilmuwan berharap teknologi ini dapat diterapkan pada teleskop yang lebih besar, termasuk Teleskop Surya Daniel K. Inouye berdiameter 4 meter di Hawai’i, untuk meneliti lapisan luar Matahari dengan lebih detail lagi.

Ini menandai era baru dalam astronomi surya, menjanjikan banyak penemuan di masa depan.

Scroll to Top