Kota Sumy, Ukraina, menjadi sasaran serangan rudal yang memicu perbedaan klaim mengenai korban dan target antara Rusia dan Ukraina. Moskow mengklaim serangan itu menyasar personel militer senior Ukraina dan NATO, sementara Kyiv menuding serangan itu membunuh puluhan warga sipil, termasuk anak-anak.
Rusia menyatakan bahwa serangan rudal di Sumy menewaskan sekitar 60 komandan senior militer Ukraina dan NATO. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menegaskan bahwa fasilitas yang diserang merupakan pertemuan antara pemimpin militer Ukraina dan rekan-rekan Barat mereka yang menyamar sebagai tentara bayaran. Lavrov juga menuding keberadaan personel NATO dalam serangan tersebut.
Sebaliknya, pihak Ukraina melaporkan bahwa serangan rudal tersebut menewaskan 34 orang, termasuk anak-anak, dan melukai 119 lainnya. Para pemimpin Eropa mengecam serangan tersebut sebagai kejahatan perang Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia membantah tudingan tersebut dan menuduh Ukraina melanggar hukum internasional dengan menempatkan persenjataan di dekat infrastruktur sipil dan menggunakan warga sipil sebagai "tameng manusia".
Beberapa pejabat Ukraina juga mengkritik pemilihan lokasi pertemuan militer yang menjadi target serangan Rusia. Wali kota Konotop, Artem Semenikhin, menyalahkan kepala administrasi militer Wilayah Sumy karena menyelenggarakan konferensi di daerah sipil yang dekat dengan garis depan.
Perbedaan klaim mengenai korban dan target serangan rudal di Sumy menambah lapisan kompleksitas dalam konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Sumy terletak dekat perbatasan Rusia dan menjadi wilayah pertempuran sengit.