Presiden AS, Donald Trump, mengambil langkah cepat dengan mengajukan mosi darurat ke Pengadilan Banding AS untuk membatalkan keputusan pengadilan yang menghalangi penerapan kebijakan tarif globalnya.
Keputusan yang menggagalkan kebijakan Trump sebelumnya dikeluarkan oleh panel tiga hakim dari Pengadilan Perdagangan Internasional AS. Mereka berpendapat bahwa Trump tidak memiliki dasar hukum, dalam hal ini International Emergency Economic Powers Act (IEEPA), untuk memberlakukan tarif secara global yang dimulai pada 2 April. Tarif tersebut berdampak besar pada perdagangan dengan negara seperti China, Meksiko, dan Kanada.
Trump menggunakan IEEPA sebagai dasar hukum kebijakan tarifnya, dengan alasan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk mengatasi perdagangan fentanyl ke AS dan mendorong negosiasi perjanjian perdagangan yang lebih baik dengan berbagai negara.
Meskipun kebijakan tarif Trump terhenti sementara oleh putusan pengadilan, Gedung Putih tetap optimis. Mereka mengklaim beberapa kesepakatan perdagangan hampir rampung dan negosiasi lain terus berjalan. Pemerintah AS mengisyaratkan potensi membawa kasus ini ke Mahkamah Agung jika pengadilan yang lebih rendah tidak berpihak pada mereka.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, meremehkan dampak putusan pengadilan perdagangan, menyatakan bahwa "hambatan kecil" yang disebabkan oleh "hakim-hakim aktivis" tidak akan mengganggu negosiasi yang sedang berlangsung.
Putusan pengadilan perdagangan menghentikan tarif 30% pada barang-barang dari China, 25% pada beberapa produk dari Meksiko dan Kanada, serta tarif universal 10% pada sebagian besar barang yang masuk ke AS dari negara lain.
Pemerintahan Trump tetap yakin bahwa proses negosiasi tarif dengan negara lain tidak akan terpengaruh. Penasihat perdagangan Trump, Peter Navarro, menegaskan bahwa negosiasi terus berlanjut dan banyak negara menyatakan minat untuk mencapai kesepakatan.
Sebagian besar mitra dagang AS di Eropa dan Asia, yang terlibat dalam negosiasi tarif dengan pemerintahan Trump, memilih untuk tidak berkomentar mengenai perintah pengadilan dan langkah banding yang diambil oleh pemerintahan Trump.
Namun, Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menyatakan bahwa putusan pengadilan "sejalan dengan posisi Kanada" dan bahwa tarif Trump melanggar hukum dan tidak dapat dibenarkan.
Penggugat dalam kasus ini, yang terdiri dari penjual anggur VOS Selections dan empat perusahaan kecil lainnya, mengklaim bahwa tarif Trump telah menyebabkan kerugian signifikan bagi bisnis mereka. Pengacara penggugat, Ilya Somin, menyambut baik keputusan pengadilan yang secara bulat menentang tindakan Trump yang dianggap sebagai perebutan kekuasaan.
Somin menekankan bahwa putusan tersebut menegaskan bahwa klaim Trump atas kekuasaan yang hampir tak terbatas untuk memberlakukan tarif tidak berdasar, dan bahwa IEEPA tidak memberikan wewenang yang begitu luas. Dia juga berpendapat bahwa jika IEEPA memberikan wewenang tersebut, maka itu akan menjadi inkonstitusional.