Longsor dahsyat di area tambang Galian C Gunung Kuda, Cirebon, menyisakan duka mendalam. Bencana yang terjadi pada Jumat pagi, menelan 14 korban jiwa dan menyebabkan 8 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Kepala Dinas ESDM Jawa Barat mengungkapkan bahwa insiden ini sebenarnya telah diperingatkan sebelumnya. Metode penambangan yang keliru menjadi sorotan utama. Pihaknya telah berulang kali menegur pengelola tambang, bahkan aparat kepolisian sempat memasang garis polisi sebelum kejadian tragis ini. Namun, peringatan tersebut seolah tak diindahkan.
"Ini adalah sebuah kesalahan dalam metode penambangannya. Kami dari Dinas ESDM sudah memperingatkan berkali-kali," tegasnya.
Ia menjelaskan, seharusnya penambangan batuan seperti ini dilakukan secara terasering dari atas, bukan dari bawah. Instruksi ini telah disampaikan berulang kali oleh inspektur tambang sejak Februari lalu.
Akibat kelalaian ini, Gubernur Jawa Barat berencana menutup permanen area tambang tersebut. Saat ini, status tanggap darurat bencana telah ditetapkan, berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengingat dampak besar yang ditimbulkan terhadap masyarakat sekitar.
Selain korban jiwa, empat orang dilaporkan mengalami luka ringan dan telah mendapatkan perawatan medis.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menunjuk Komandan Distrik Militer (Dandim) sebagai Incident Commander untuk penanganan bencana ini, dengan dukungan penuh dari Basarnas sebagai pelaksana utama proses evakuasi.
Prioritas utama saat ini adalah mitigasi untuk mencegah longsor susulan. Tim gabungan akan melakukan asesmen keamanan area sebelum melanjutkan pencarian korban yang masih hilang. Pengalaman pahit dari kejadian serupa di masa lalu menjadi pelajaran berharga untuk memastikan keamanan tim evakuasi dan mencegah tragedi serupa terulang.