Penyakit infeksi menular seksual (IMS) seperti sifilis, gonore, dan HIV disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang menular melalui aktivitas seksual. Gejala awal dari masing-masing penyakit ini bisa sangat beragam. Berikut adalah pengalaman beberapa penderita dalam mengenali gejala awal penyakit mereka:
1. Sifilis: Ruam dan Nyeri Hebat
Mike, seorang pria yang terinfeksi sifilis sekitar tahun 2020-an, mengalami gejala yang cukup membingungkan di awal. Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
“Saya mengalami ruam parah dari kepala hingga kaki. Awalnya saya kira itu psoriasis. Selain itu, demam, sakit punggung dan lutut yang sangat hebat juga saya rasakan,” ujarnya.
Rasa sakit yang luar biasa membuatnya sulit tidur. Demam dan ruam sempat menghilang sendiri dalam sebulan. Setelah diperiksakan ke dokter, barulah Mike didiagnosis sifilis.
2. Gonore: Cairan Kuning Aneh
Piet menceritakan pengalamannya dengan gonore sekitar tahun 2021. Gonore, atau yang dikenal dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Piet mengakui dirinya sering berhubungan seks tanpa kondom.
“Saat sedang bekerja, saya merasakan sesuatu yang lengket di celana saya,” katanya.
Ketika diperiksa di toilet, celananya penuh dengan cairan berwarna kuning. Setelah diperiksakan ke dokter, ia didiagnosis gonore dan harus mengonsumsi antibiotik.
3. HIV: Benjolan di Ketiak
Sanaa, seorang wanita yang tinggal di Australia, berbagi pengalamannya sebelum didiagnosis HIV pada tahun 2012.
“Muncul benjolan keras berbentuk bola di ketiak saya. Awalnya saya kira itu karena deodoran,” katanya.
Namun, benjolan tersebut berkembang menjadi abses dan dengan cepat menjadi septik. Sanaa segera memeriksakan diri ke rumah sakit. Ketika staf medis menawarkan tes HIV, Sanaa langsung setuju.
“Saya berkata ‘ya, silakan’, karena saya tidak menyangka bahwa itu adalah hal yang salah. Saya sangat terkejut ketika hasilnya menunjukkan bahwa saya positif mengidap HIV,” tuturnya.
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga gejala yang muncul bisa bervariasi pada setiap individu.