Pemerintah China turun tangan, menyerukan kepada seluruh pelaku industri otomotif domestik untuk mengakhiri praktik perang harga yang dianggap mengancam keberlangsungan sektor tersebut. Kementerian Perindustrian berjanji akan memperketat pengawasan dan meningkatkan upaya untuk mengatasi persaingan tidak sehat.
"Perang harga tidak akan menghasilkan pemenang, apalagi masa depan yang baik," tegas seorang pejabat kementerian.
Persaingan ketat di pasar otomotif China telah memicu perang harga selama dua tahun terakhir, dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Insentif-insentif menarik, termasuk program subsidi tukar tambah dari pemerintah, terus ditawarkan untuk menarik konsumen.
BYD, salah satu raksasa otomotif China, memangkas harga BYD Seagull hingga 55.800 yuan. Langkah ini mendorong produsen lain seperti Geely dan Chery untuk melakukan hal serupa.
Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) juga menyuarakan keprihatinan serupa. Mereka menilai perang harga akan berdampak negatif pada profitabilitas dan efisiensi perusahaan. CAAM mengindikasikan gelombang baru perang harga terjadi setelah diskon besar-besaran pada 23 Mei 2025, dan mengusulkan agar perusahaan mobil menjunjung tinggi prinsip persaingan yang adil. Para pemain besar diharapkan menahan diri dan menghindari monopoli pasar.
Wei Jianjun, pimpinan Great Wall Motor, juga mengkritik kondisi industri saat ini yang dinilai tidak sehat. Tekanan harga, menurutnya, telah menurunkan laba perusahaan, baik untuk produsen mobil maupun pemasok.