Kelompok Ansarullah Houthi dari Yaman meningkatkan eskalasi konflik dengan Israel, mengumumkan niat mereka untuk menyasar pesawat milik maskapai El Al dan penerbangan sipil Israel lainnya. Ancaman ini muncul setelah serangan Israel terhadap Bandara Internasional Sanaa yang menghancurkan pesawat sipil yang seharusnya digunakan untuk mengangkut jamaah haji.
Sumber dari kelompok Yaman mengungkapkan bahwa serangan yang akan datang akan jauh lebih signifikan dari sebelumnya. Mereka akan memasukkan pesawat sipil Israel ke dalam daftar target mereka. Sejak pertengahan Maret, Houthi telah meluncurkan puluhan rudal balistik dan drone ke Israel.
Serangan rudal sebelumnya bahkan sempat menghantam area Bandara Ben Gurion, memaksa banyak maskapai asing menangguhkan penerbangan mereka ke Israel. Akibatnya, Israel semakin bergantung pada maskapai penerbangan domestik seperti El Al.
Sebagai respons terhadap serangan Israel di Bandara Internasional Sanaa, Houthi berjanji untuk membalas dengan tindakan yang lebih besar dan lebih luas.
Dalam beberapa bulan terakhir, Houthi telah berhasil menembak jatuh beberapa drone MQ-9 Reaper milik AS. Mereka juga mengklaim telah memperoleh persenjataan baru yang mampu menerapkan "blokade udara" terhadap Israel.
Presiden Yaman, Mahdi al-Mashat, mendeklarasikan semua rute udara dan laut yang digunakan pasukan Israel untuk menyerang Yaman sebagai zona berbahaya bagi lalu lintas sipil dan komersial. Beliau mendesak maskapai penerbangan dan operator maritim untuk mengubah rute mereka dan memperingatkan adanya tindakan militer terhadap pihak Israel yang beroperasi di koridor tersebut.
Al-Mashat menegaskan kembali kemampuan angkatan bersenjata Yaman untuk menghadapi pesawat tempur Israel tanpa mengganggu lalu lintas udara atau laut internasional. Beliau juga mengisyaratkan bahwa akan ada "kabar baik" terkait pesawat musuh Zionis yang digunakan dalam agresi terhadap Yaman.
Tak lama setelah pernyataan tersebut, Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan serangan rudal hipersonik yang menargetkan Bandara Ben Gurion. Meskipun Israel mengklaim rudal tersebut berhasil dicegat, pejabat Yaman bersikeras bahwa serangan itu mengenai sasaran.
Yaman telah mendeklarasikan blokade udara terhadap Israel, berjanji untuk terus menargetkan bandara dan infrastruktur militer sampai Israel menghentikan serangannya di Gaza dan mencabut pengepungan di wilayah tersebut.