Misteri Kematian Raja Tutankhamun Terungkap: Malaria dan Penyakit Langka Jadi Dalang?

Jakarta – Hasil analisis DNA terbaru memberikan titik terang mengenai penyebab wafatnya Raja Tutankhamun. Firaun muda ini diperkirakan meninggal dunia akibat komplikasi penyakit malaria yang dideritanya.

Raja Tutankhamun menghembuskan nafas terakhirnya di usia sekitar 18 tahun setelah sembilan tahun berkuasa di Mesir Kuno. Sosoknya menjadi salah satu firaun paling ikonik, namun kematiannya selalu menjadi misteri yang memicu berbagai spekulasi.

Sebuah penelitian yang melibatkan Fakultas Kedokteran Universitas Kairo dan ahli DNA dari Jerman pada tahun 2010 menganalisis sampel jaringan mumi Raja Tutankhamun. Bukti genetik menunjukkan kemungkinan besar Raja Tutankhamun berulang kali terserang penyakit malaria.

Di masa modern, malaria bukanlah ancaman serius karena mudah diobati. Namun, 3.300 tahun lalu, ketika Raja Tutankhamun hidup, belum ada penanganan medis yang efektif untuk penyakit ini. Infeksi malaria berulang, ditambah faktor-faktor lain, kini dianggap sebagai penyebab utama kematiannya.

Analisis DNA juga membuka tabir informasi lain terkait kondisi kesehatan dan silsilah Raja Tutankhamun. Perkawinan sedarah yang umum terjadi di kalangan keluarga kerajaan pada masa itu meningkatkan risiko penyakit genetik dan cacat lahir. Raja Tutankhamun diduga mengidap penyakit Köhler, kelainan tulang langka yang menghambat aliran darah ke jaringan tulang kaki dan dapat menyebabkan nekrosis.

Pemindaian CT sebelumnya menunjukkan adanya nekrosis pada kaki kiri Raja Tutankhamun. Keberadaan tongkat jalan di makamnya juga mengindikasikan bahwa ia mengalami kesulitan berjalan. Temuan ini memperkuat dugaan bahwa penyakit Köhler turut berkontribusi pada kondisi kesehatan Raja Tutankhamun yang memburuk.

Scroll to Top