Siapa bilang makanan tradisional kalah dengan sajian modern? Kentaro Ogawa membuktikan sebaliknya. Lewat gyudon, hidangan nasi daging sapi khas Jepang, ia berhasil mengalahkan dominasi hamburger dan meraup kekayaan fantastis.
Forbes mencatat, kekayaan Ogawa mencapai US$3,5 miliar atau sekitar Rp57,02 triliun. Angka ini menempatkannya di urutan ke-14 orang terkaya di Jepang. Lalu, bagaimana kisah sukses pria kelahiran 29 Juli 1948 ini?
Di masa mudanya, Ogawa adalah mahasiswa Universitas Tokyo yang kritis dan aktif berorganisasi. Ia bahkan sempat menjadi demonstran, namun akhirnya keluar dari universitas tersebut karena perbedaan pandangan.
Setelah itu, ia sempat bekerja di galangan kapal dan menjadi aktivis serikat buruh. Namun, perjalanannya membawanya ke restoran cepat saji Yoshinoya. Pengalaman ini menginspirasinya untuk membuka usaha sendiri.
Dengan modal 5 juta yen, Ogawa mendirikan Zensho, perusahaan jasa makanan di Prefektur Kanagawa. Misinya sederhana: menciptakan infrastruktur pangan yang aman dan terjangkau bagi semua orang, serta menghapus kelaparan dan kemiskinan di dunia.
Produk pertama yang dijualnya adalah nasi kotak makan siang. Namun, gebrakan sesungguhnya datang saat ia membuka restoran Sukiya (Gyudon) di Yokohama. Sukiya menawarkan gyudon murah dan cepat, yang langsung merebut hati masyarakat Jepang.
Dalam waktu singkat, Sukiya menjadi pesaing utama Yoshinoya dan Matsuya, dua pemain besar di industri gyudon cepat saji. Pangsa pasar gyudon Zensho meroket menjadi 67 persen hanya dalam lima tahun, mengalahkan Yoshinoya.
Namun, kesuksesan di Jepang tidak membuat Ogawa berpuas diri. Ia menyadari potensi pasar luar negeri, terutama di Tiongkok. Zensho pun mulai berekspansi secara agresif ke Tiongkok, Amerika Serikat, hingga Brasil.
Selain Sukiya, Zensho juga mengakuisisi dan meluncurkan merek restoran lain, seperti Coco’s Japan, Big Boy, Nakau, Hanaya Yohei, dan Jolly-Pasta. Strategi ini memungkinkan Zensho untuk merambah berbagai segmen pasar di luar gyudon.
Pada tahun 2017, Sukiya semakin berjaya dengan pendapatan tahunan sekitar US$4,7 miliar, melebihi pendapatan McDonald’s di Jepang. Pada kuartal pertama tahun 2025, penjualan tahunan Zensho melonjak 17,7 persen menjadi 1,136 triliun yen, menjadikannya restoran pertama di Jepang yang melampaui penjualan 1 triliun yen.
Kisah Kentaro Ogawa adalah bukti bahwa makanan tradisional bisa sukses besar di era modern. Dengan visi yang jelas, kerja keras, dan kemampuan melihat peluang, seorang mantan demonstran bisa menjadi miliarder dan penguasa pasar gyudon di Jepang.