Banyak yang mengira Demam Berdarah Dengue (DBD) hanya mengintai saat musim hujan. Padahal, musim kemarau pun bisa menjadi waktu yang berbahaya untuk penyebaran penyakit ini.
DBD di Musim Kemarau? Kok Bisa?
Fenomena El Nino menyebabkan suhu udara meningkat drastis. Akibatnya:
- Nyamuk Aedes aegypti menjadi lebih aktif berkembang biak.
- Virus dengue di dalam tubuh nyamuk lebih cepat matang.
- Nyamuk menjadi lebih agresif menggigit manusia.
Nyamuk Makin Galak?
Benar sekali. Iklim panas dan kering justru menjadi kondisi ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak. Mereka tidak memerlukan genangan air yang besar. Air yang sedikit pun, seperti pada tutup botol, pot tanaman, wadah minum hewan peliharaan, atau ember bekas, bisa menjadi tempat berkembang biak.
Lalu, Apa yang Harus Dilakukan?
Jangan panik, tapi tetap waspada. Pencegahan adalah kunci utama. Berikut tips untuk mencegah DBD di musim kemarau:
- Periksa secara rutin tempat-tempat yang berpotensi menampung air, sekecil apapun.
- Terapkan 3M Plus: Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat tempat penampungan air, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air.
- Gunakan lotion anti nyamuk atau kelambu saat tidur.
- Jika mengalami demam tinggi secara tiba-tiba, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Fakta Penting yang Perlu Diingat:
- Di tahun 2023, tercatat lebih dari 142 ribu kasus DBD di Indonesia, dengan lebih dari 1.200 kematian.
- Beberapa kota mengalami peningkatan kasus DBD di musim kemarau.
Musim boleh panas, tapi kita tidak boleh lengah. Tetap waspada, jaga kebersihan lingkungan, dan edukasi orang-orang di sekitar kita tentang bahaya DBD.