Kasus COVID-19 global kembali menunjukkan tren peningkatan akibat kemunculan varian baru NB.1.8.1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa lonjakan kasus ini terdeteksi di berbagai wilayah, termasuk Pasifik Barat, Amerika, Eropa, dan Asia Tenggara.
Hingga pertengahan Mei 2025, lebih dari 500 sekuens NB.1.8.1 telah dilaporkan dari 22 negara ke GISAID. Meskipun presentasenya masih relatif kecil dari total sekuens global, peningkatan ini cukup signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Kabar baiknya, vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini diperkirakan masih efektif dalam melindungi dari gejala berat dan penyakit serius akibat varian NB.1.8.1.
WHO telah menetapkan NB.1.8.1 sebagai "variant under monitoring" (VUM), yang berarti varian ini sedang dalam pengawasan ketat karena penyebarannya yang terus meningkat. Sementara itu, varian LP.8.1 menunjukkan tren penurunan.
Walaupun peningkatan kasus dan rawat inap teramati di beberapa negara, data yang ada belum menunjukkan bahwa NB.1.8.1 menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lainnya.
Apa yang Perlu Diketahui tentang NB.1.8.1?
NB.1.8.1 merupakan turunan dari varian rekombinan XDV.1.5.1 dan menjadi salah satu dari enam VUM yang saat ini dipantau oleh WHO. Penetapan sebagai VUM dilakukan pada akhir Mei 2025.
Dibandingkan dengan varian dominan LP.8.1, NB.1.8.1 memiliki mutasi tambahan pada protein spike yang dapat memengaruhi penularan dan efektivitas antibodi.
WHO terus memantau dampak varian ini terhadap kinerja vaksin COVID-19, bekerja sama dengan para ahli untuk memberikan rekomendasi terkait pembaruan komposisi vaksin jika diperlukan.
Sebagai upaya berkelanjutan dalam mengelola risiko pandemi, WHO juga memperpanjang Rekomendasi Tetap IHR untuk COVID-19 hingga April 2026. Hal ini bertujuan untuk mendukung negara-negara anggota dalam transisi menuju pengendalian penyakit yang lebih komprehensif.