Inggris Siapkan Strategi Hadapi Ancaman Rusia dan Tantangan China

Pemerintah Inggris di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Keir Starmer akan segera merilis tinjauan strategis pertahanan yang menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia dan tantangan kompleks yang dihadapi dari China.

Tinjauan ini, yang merupakan rencana 10 tahun terkait peralatan dan layanan militer, memperingatkan bahwa Rusia adalah bahaya langsung dan mendesak. Dokumen setebal 130 halaman tersebut juga menggambarkan China sebagai tantangan berkelanjutan yang canggih, yang terkadang bersedia berkolaborasi dengan Rusia.

Selain Rusia dan China, tinjauan pertahanan strategis Inggris juga menempatkan Iran dan Korea Utara sebagai "pengganggu regional" yang perlu diwaspadai. Sejak konflik di Ukraina meletus pada tahun 2022, Rusia telah menjalin kesepakatan penting dengan sejumlah negara yang dianggap sebagai musuh Barat, termasuk China, Iran, dan Korea Utara.

Tinjauan yang disusun oleh mantan sekretaris jenderal NATO George Robertson, bersama mantan penasihat presiden Amerika Serikat Fiona Hill, dan mantan komandan Inggris Richard Barrons, juga mempertanyakan kekuatan Angkatan Darat Inggris, yang saat ini berkekuatan sekitar 100.000 personel.

Sementara itu, diplomat utama Uni Eropa, Kaja Kallas, menyatakan bahwa Eropa memandang ancaman gabungan Rusia-China sebagai "tantangan terbesar" dunia. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan atas upaya China dan Rusia untuk mengubah tatanan keamanan global.

Sebagai bagian dari strategi memperkuat pertahanan, Pemerintah Inggris mengumumkan rencana pembangunan setidaknya enam pabrik baru yang akan memproduksi senjata dan bahan peledak. Langkah ini merupakan bagian dari tinjauan besar terhadap kemampuan pertahanan Inggris.

Pemerintah Inggris juga akan menginvestasikan lebih dari 1 miliar poundsterling dalam "Digital Targeting Web" untuk meningkatkan kemampuan pertempuran di medan perang, dengan mengadopsi pelajaran yang diperoleh dari konflik di Ukraina untuk diterapkan pada Angkatan Bersenjata Inggris. Investasi ini bertujuan untuk memberikan Angkatan Bersenjata kemampuan untuk bertindak lebih cepat, menghubungkan berbagai elemen seperti kapal, pesawat, tank, dan operator, sehingga mereka dapat berbagi informasi penting secara instan dan menyerang lebih jauh dan lebih cepat.

Scroll to Top