Cacar api, atau herpes zoster, menjadi perhatian khusus terutama bagi kelompok usia lanjut. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sama dengan penyebab cacar air. Virus ini dapat aktif kembali ketika sistem kekebalan tubuh melemah, terutama seiring bertambahnya usia.
Dr. Sandra Sinthya Langow, SpPD-KR, seorang spesialis penyakit dalam konsultan reumatologi, menjelaskan bahwa setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus tersebut tetap berada dalam tubuh dan dapat memicu cacar api jika daya tahan tubuh menurun. Penyakit ini sering menyerang orang di atas usia 50 tahun.
Gejala cacar api tidak hanya berupa ruam kulit, tetapi juga rasa sakit yang luar biasa, seperti sengatan listrik, rasa terbakar, atau tusukan paku. Rasa sakit ini bahkan bisa bertahan hingga satu tahun setelah ruam sembuh.
Selain usia, faktor risiko cacar api meliputi riwayat keluarga, kanker, diabetes, autoimun, penyakit kardiovaskular, stres, penyakit paru-paru kronis, dan jenis kelamin wanita. Pasien dengan penyakit autoimun memiliki risiko lebih tinggi karena gangguan pada sistem imun mereka, yang membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi. Pengobatan autoimun juga dapat meningkatkan risiko infeksi sebagai efek samping.
Pencegahan cacar api dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, menghindari stres, dan melakukan vaksinasi, terutama bagi lansia yang rentan. Hindari kontak dengan penderita cacar air atau cacar api. Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai vaksinasi cacar api untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.