Deva Mahenra: Belajar dari Peran, Merenungi Kerapuhan Manusia

Deva Mahenra, aktor yang tengah naik daun, mengungkapkan bahwa setiap peran yang ia lakoni, termasuk dalam film "La Tahzan" dan "Ipar adalah Maut", memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan. Ia merasa bahwa karakter-karakter tersebut menjadi cermin yang merefleksikan dinamika kompleks manusia.

Saat ditemui, Deva berbagi bahwa peran-peran yang diperankannya membawanya pada pemahaman yang lebih dalam tentang kerapuhan manusia. Bahkan, sekuat apapun seseorang, pasti memiliki batas dan kelemahan. Ia menganalogikan bahwa manusia bukanlah komputer yang programnya bisa berjalan sama setiap hari.

Deva merasa bersyukur karena sering mendapatkan peran-peran yang kompleks dan sarat akan pesan kehidupan. Baginya, manusia adalah makhluk yang dinamis, selalu berubah-ubah, bahkan sejak bangun tidur. Pemikiran dan prioritas seseorang bisa berbeda dari hari ke hari. "Jadi, mawas diri aja, sering-sering istighfar," ujarnya.

Ia menambahkan, film seperti "La Tahzan" tidak hanya menuntut kemampuan akting, tetapi juga kemampuan untuk menyelami emosi dan konflik batin manusia. Kekuatan sebuah cerita terletak pada relasi realistis antar tokoh dan dinamika batin mereka. Proses syuting pun menjadi ajang refleksi pribadi baginya. Dengan merenungi karakter yang diperankan, Deva belajar untuk lebih mawas diri dan menghargai keterbatasan manusia.

Deva melihat bahwa banyak orang terjebak dalam tekanan untuk selalu kuat dan sempurna, terutama di era media sosial. Namun, ia percaya bahwa dengan mengakui kelemahan, seseorang bisa lebih jujur pada diri sendiri. Sebagai seorang suami dan aktor, Deva berusaha menerapkan pelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyadari bahwa keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi hanya bisa dicapai jika seseorang mengenal batas dirinya. "Jadi mawas diri aja, sering-sering istighfar," tutupnya dengan nada serius.

Scroll to Top