JAKARTA – Dulu dianggap penyakit lansia, kanker kolorektal atau kanker usus besar kini semakin sering menyerang kelompok usia muda. Fenomena ini memunculkan kekhawatiran baru di kalangan masyarakat.
Di Singapura, peningkatan kasus kanker usus besar dan rektum pada individu di bawah 50 tahun terus terjadi, bahkan pada mereka yang menjalankan gaya hidup sehat dan tidak memiliki riwayat keluarga. Kasus seperti Ambrose Lee, seorang pekerja lepas di bidang psikologi yang didiagnosis kanker usus besar stadium 3 pada usia 36 tahun, menjadi bukti nyata. Ia merasakan gejala awal berupa jantung berdebar dan sesak napas.
Awalnya, Lee mengira kelelahan yang dialaminya adalah efek samping dari infeksi Covid-19. Namun, pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan adanya masalah yang lebih serius. Setelah berbagai tes, ditemukan tumor di ususnya.
Kasus Lee bukanlah kejadian tunggal. Studi menunjukkan peningkatan kejadian kanker kolorektal pada usia dini. Ditemukan bahwa sekitar 10-12% dari seluruh kasus kanker kolorektal setiap tahunnya terjadi pada pasien di bawah usia 50 tahun.
Faktor Risiko dan Pentingnya Skrining
Meskipun faktor genetik berperan dalam beberapa kasus, gaya hidup juga memainkan peran penting. Pola makan tinggi daging olahan dan merah, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan obesitas dapat meningkatkan risiko.
Gejala kanker kolorektal pada usia muda seringkali diabaikan karena dianggap tidak mungkin terjadi. Gejala seperti darah dalam feses, nyeri perut, dan perubahan pola buang air besar sering disalahartikan sebagai kondisi lain yang kurang serius.
W.T. Tan, seorang analis bisnis IT berusia 42 tahun, mengaku mengabaikan gejala darah dalam feses karena mengira itu adalah wasir. Setelah pemeriksaan, ternyata ia memiliki tumor di rektum.
Oleh karena itu, penting untuk tidak menunda pemeriksaan jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan. Konsultasi dengan dokter adalah langkah terbaik untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Peran Gaya Hidup Sehat
Untuk mengurangi risiko kanker kolorektal, para ahli menyarankan untuk mengadopsi pola makan kaya serat, buah, sayur, dan biji-bijian utuh. Selain itu, penting untuk aktif secara fisik, membatasi konsumsi daging merah dan olahan, menghindari alkohol dan rokok, serta menjaga berat badan ideal.
Jika memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal, diskusikan dengan dokter mengenai perlunya skrining lebih awal. Beberapa organisasi kesehatan telah menurunkan usia rekomendasi skrining menjadi 45 tahun, meskipun di beberapa negara masih 50 tahun untuk risiko rata-rata.
Kesadaran akan risiko kanker kolorektal pada usia muda dan penerapan gaya hidup sehat adalah kunci untuk pencegahan dan deteksi dini. Jangan ragu untuk mencari informasi yang akurat dan berkonsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran.