Lindungi Pohon, Kurangi Demam Berdarah: Studi Ungkap Fakta Mengejutkan di Kosta Rika

Sebuah penelitian inovatif dari Stanford University baru-baru ini mengungkap fakta menarik: Keberadaan pohon dalam skala kecil justru dapat mengurangi populasi nyamuk invasif yang berbahaya, seperti nyamuk penyebar demam berdarah.

Penyakit demam berdarah, yang ditularkan oleh nyamuk Aedes, awalnya menunjukkan gejala mirip flu, namun dapat berkembang menjadi kondisi serius seperti pendarahan, kerusakan organ, hingga berujung kematian jika tidak segera ditangani.

Penemuan ini mungkin terdengar tidak lazim, mengingat area yang rimbun dengan pepohonan seringkali dianggap sebagai sarang nyamuk. Namun, penelitian ini menjelaskan bahwa pohon-pohon tersebut menjadi habitat bagi spesies nyamuk lokal yang tidak berbahaya. Keberadaan nyamuk-nyamuk ini justru menghalangi masuknya spesies nyamuk berbahaya, seperti nyamuk demam berdarah, ke lingkungan sekitar kita.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Landscape Ecology ini melibatkan pengamatan lapangan dan analisis data satelit mengenai tutupan lahan di Kosta Rika selatan, meliputi hutan, lahan pertanian, dan area permukiman. Hasilnya menunjukkan penurunan populasi nyamuk Aedes albopictus (penyebar demam berdarah) di area dengan tutupan pohon yang lebih padat. Sebaliknya, jumlah total spesies nyamuk di area tersebut justru meningkat.

Peneliti menemukan bahwa semakin banyak spesies nyamuk di suatu lokasi, semakin tinggi pula persaingan antarspesies. Hal ini mempersulit nyamuk invasif untuk mencari tempat berkembang biak, tempat berlindung, dan sumber makanan yang belum ditempati. Selain itu, area dengan beragam spesies nyamuk cenderung lebih stabil dan tahan terhadap gangguan, sehingga kurang menarik bagi kedatangan Aedes albopictus.

Kosta Rika memiliki banyak penyakit yang ditularkan melalui nyamuk. Dua spesies nyamuk invasif berperan sebagai vektor (pembawa penyakit). Area permukiman di Kosta Rika cenderung memiliki keragaman spesies nyamuk yang rendah, sehingga rentan menjadi tempat berkembang biak nyamuk penular penyakit. Sementara itu, hutan yang diteliti menjadi rumah bagi berbagai spesies nyamuk, namun tidak ada satupun dari spesies demam berdarah Aedes albopictus.

Area pertanian menunjukkan hasil yang bervariasi. Keberadaan nyamuk demam berdarah di area pertanian bergantung pada intensitas dan jenis penggunaan lahannya.

Berdasarkan temuan ini, peneliti menyarankan untuk melindungi keberadaan pohon di wilayah masing-masing, terutama di daerah tropis. Selain melindungi keanekaragaman hayati, tindakan ini juga dapat mengurangi kemungkinan penularan penyakit melalui nyamuk berbahaya, yang dapat menyebar ke tempat-tempat rentan akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia.

Penelitian ini menekankan pentingnya hutan lindung sebagai benteng keanekaragaman hayati dan pelindung alami dari penyakit. Namun, menanam pohon di luar hutan hanyalah tindakan pelengkap. Hal terpenting adalah melestarikan wilayah alam yang lebih luas.

Studi selanjutnya perlu meneliti penyebab demam berdarah di daerah tropis pedesaan, serta mengidentifikasi bentuk penggunaan lahan lain yang memengaruhi pesatnya pertumbuhan nyamuk berbahaya. Dengan begitu, kita dapat mengendalikan penyebaran penyakit ini secara lebih efektif.

Selain nyamuk demam berdarah, beberapa genus dan spesies nyamuk lain yang perlu diwaspadai sebagai penular penyakit antara lain:

  • Anopheles: Menularkan malaria.
  • Aedes: Menularkan demam berdarah dengue, chikungunya, virus Zika, demam kuning, dan virus Nil Barat.
  • Culex: Menularkan virus Nil Barat dan radang otak ensefalitis St Louis.
Scroll to Top