Emas Jadi Primadona di Tengah Kekhawatiran Ekonomi Global Akibat Perang Dagang

Meningkatnya minat masyarakat terhadap emas menjadi sinyal kekhawatiran dunia akan potensi resesi ekonomi. Perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif tinggi Amerika Serikat terhadap mitra dagangnya dianggap sebagai penyebab utama.

Chairul Tanjung, tokoh bisnis terkemuka, menjelaskan bahwa emas kini menjadi buruan investor global, termasuk di Indonesia, karena dianggap sebagai aset yang aman (safe haven). Hal ini terjadi seiring dengan melemahnya aset lain seperti dolar AS dan penurunan harga komoditas.

"Emas menjadi pilihan karena berperan sebagai pengganti mata uang safe haven, menggantikan dolar yang sedang melemah," ujarnya.

Penurunan harga komoditas akibat dampak perang tarif sudah terlihat pada komoditas perdagangan utama dunia, seperti minyak mentah dan timah. Penurunan permintaan akibat pertumbuhan ekonomi yang melambat menjadi penyebabnya.

"Jika ekonomi melambat, permintaan akan turun, dan akibatnya harga komoditas, baik hard commodity maupun soft commodity, juga akan menurun," jelasnya.

Dampak ini sudah terasa, bahkan sebelum perang dagang sepenuhnya terjadi. Harga minyak telah mengalami penurunan, dan harga timah mengalami penurunan yang signifikan hingga 17%.

Sayangnya, ekonomi Indonesia sangat bergantung pada harga komoditas. Penurunan harga komoditas akan berdampak pada kinerja keuangan industri di dalam negeri, termasuk pendapatan negara melalui APBN.

Penurunan kinerja industri akan menghambat investasi, mendorong perusahaan-perusahaan dan pemerintah untuk melakukan efisiensi secara radikal.

"Efisiensi radikal ini akan memengaruhi penyerapan tenaga kerja, berpotensi menyebabkan PHK massal, dan pada akhirnya menurunkan daya beli masyarakat," ungkapnya.

Oleh karena itu, pemerintah perlu merespons situasi ini dengan melakukan reformasi ekonomi secara cepat dan signifikan.

"Jika kita tidak segera melakukan reformasi, kita berisiko terjebak dalam lingkaran penurunan ekonomi. Hal ini tentu sangat tidak kita harapkan," tegasnya.

Scroll to Top