Hubungan Mengejutkan Antara Virus Herpes Simpleks dan Alzheimer: Studi Ungkap Fakta Baru

Sebuah studi terbaru membuka tabir keterkaitan potensial antara virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1), penyebab luka dingin, dengan perkembangan penyakit Alzheimer. Temuan ini menambah bukti yang berkembang bahwa virus, dan bagaimana tubuh kita meresponnya, mungkin berkontribusi terhadap munculnya Alzheimer.

Laporan yang dipublikasikan di BMJ Open menyoroti bahwa individu yang mengonsumsi obat antivirus menunjukkan risiko lebih rendah terkena demensia di kemudian hari. Peneliti mengamati data klaim administrasi di Amerika Serikat dari tahun 2006 hingga 2021. Individu yang didiagnosis Alzheimer dicocokkan dengan kelompok kontrol tanpa riwayat kondisi neurologis, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan lokasi geografis.

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang menderita Alzheimer memiliki kemungkinan 80 persen lebih besar untuk didiagnosis dengan HSV-1, bahkan setelah disesuaikan dengan berbagai faktor risiko. Risiko ini meningkat pada pasien yang lebih tua, terutama mereka yang berusia di atas 75 tahun. Menariknya, pengobatan dengan obat antivirus tampaknya dapat mengurangi risiko Alzheimer.

Studi ini tidak mengklaim bahwa HSV-1 menyebabkan Alzheimer secara langsung, melainkan menemukan hubungan yang signifikan antara keduanya. Teori yang berkembang di kalangan ilmuwan adalah peradangan otak yang dipicu oleh virus herpes. Virus herpes dapat bersembunyi di saraf dan aktif kembali akibat stres, defisiensi imun, kurang tidur, infeksi lain, atau trauma kepala. Aktivasi ini dapat memicu akumulasi protein beracun yang merusak sel-sel otak dan mengganggu komunikasi antar sel saraf.

Temuan ini memberikan bukti tidak langsung yang meyakinkan bahwa mengurangi jumlah virus herpes bebas dalam tubuh dapat mengurangi risiko diagnosis penyakit Alzheimer. Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme yang terlibat sepenuhnya, studi ini membuka jalan baru untuk pencegahan dan pengobatan Alzheimer.

Scroll to Top