Iran Minta Jaminan Tegas dari AS Soal Pencabutan Sanksi

TEHERAN – Iran mendesak Amerika Serikat untuk memberikan jaminan tertulis dan resmi bahwa semua sanksi akan dicabut secara efektif sebagai bagian dari negosiasi lanjutan tentang program nuklir mereka.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menekankan bahwa sampai saat ini, pihak Amerika belum memberikan kejelasan yang memadai mengenai masalah pencabutan sanksi ini. Permintaan ini muncul setelah laporan dari badan PBB yang mengindikasikan bahwa Iran telah meningkatkan produksi uranium yang diperkaya hingga 60%, mendekati tingkat yang dibutuhkan untuk pengembangan senjata nuklir.

Sebelumnya, utusan AS dalam perundingan nuklir menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Trump menentang segala bentuk pengayaan uranium oleh Iran, dengan menyatakan bahwa "tidak akan ada lagi pengayaan" dan itu adalah "garis merah" bagi AS. Namun, Iran bersikeras akan melanjutkan pengayaan uranium, baik dengan atau tanpa kesepakatan.

Amerika Serikat dilaporkan telah mengajukan proposal kesepakatan nuklir yang dianggap Gedung Putih "dapat diterima" dan "untuk kepentingan terbaik" Iran untuk diterima. Proposal tersebut menyerukan Iran untuk menghentikan semua kegiatan pengayaan uranium. Selain itu, proposal tersebut juga mengusulkan pembentukan kelompok regional untuk produksi tenaga nuklir yang melibatkan Iran, Arab Saudi, dan negara-negara Arab lainnya, serta Amerika Serikat.

Iran dan Amerika Serikat telah melakukan lima putaran pembicaraan untuk mencapai kesepakatan baru yang akan menggantikan perjanjian yang ditinggalkan oleh Presiden Trump pada tahun 2018.

Menteri Luar Negeri Iran mengungkapkan bahwa ia telah menerima "elemen proposal AS" dari mitranya dari Oman selama kunjungannya ke Teheran baru-baru ini.

Proposal tersebut digambarkan sebagai serangkaian poin penting, bukan draf lengkap. Selain penghentian pengayaan uranium, proposal tersebut juga mencakup pembentukan kelompok regional untuk produksi tenaga nuklir yang melibatkan berbagai negara di kawasan.

Pejabat Iran menegaskan bahwa mereka menganggap senjata nuklir "tidak dapat diterima," dan pernyataan ini muncul setelah Trump menyatakan bahwa Iran "tidak boleh memiliki senjata nuklir," sambil berharap kesepakatan dapat segera tercapai.

Laporan terbaru dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menunjukkan bahwa Iran telah meningkatkan secara signifikan persediaan uranium yang diperkaya hingga 60%, yang mendekati tingkat yang dibutuhkan untuk pengembangan senjata atom.

Scroll to Top