Mengapa Terong Bikin Badan Loyo? Mitos atau Fakta Ilmiah?

Banyak yang merasa lemas setelah menyantap terong. Seringkali dianggap sepele, bahkan dikaitkan dengan mitos. Tapi, benarkah terong bisa bikin tubuh lemas? Mari kita telaah dari sudut pandang ilmiah.

Kandungan Gizi Terong

Terong, atau Solanum melongena, adalah sayuran kaya serat, vitamin, mineral, dan antioksidan seperti nasunin serta asam klorogenat. Dalam 100 gram terong, terdapat sekitar 25 kalori, 3 gram serat, serta sedikit vitamin C, K, dan folat. Kandungan airnya yang tinggi (sekitar 92%) membuat terong terasa segar.

Umumnya, terong aman dan menyehatkan bagi banyak orang. Namun, pada kasus tertentu, konsumsi terong bisa memicu reaksi tubuh yang menyebabkan rasa lemas.

Kemungkinan Penyebab Lemas Usai Makan Terong

  1. Reaksi terhadap Solanin: Terong termasuk keluarga Solanaceae, seperti kentang dan tomat. Keluarga ini mengandung senyawa glikoalkaloid, termasuk solanin. Kadar solanin yang tinggi dapat menyebabkan efek samping ringan seperti gangguan pencernaan, sakit kepala, atau kelelahan. Meski kadar solanin dalam terong relatif rendah, sensitivitas tiap orang berbeda. Glikolalkaloid dari sayuran Solanaceae dapat memengaruhi sistem saraf pada orang yang sensitif, terutama jika dikonsumsi banyak atau kurang matang.

  2. Alergi atau Intoleransi Makanan: Alergi terhadap terong memang jarang, tapi mungkin saja terjadi. Alergi ringan bisa menimbulkan kesemutan di mulut, pusing, mual, hingga rasa lemas. Beberapa orang juga mungkin intoleran terhadap histamin alami dalam terong. Kelebihan histamin dapat menurunkan tekanan darah dan menyebabkan kelelahan. Intoleransi histamin dapat memicu gejala sistemik seperti kelelahan, lesu, dan "brain fog," terutama pada mereka yang kekurangan enzim diamine oksidase (DAO).

  3. Efek Psikosomatik: Kadang, keluhan lemas setelah makan terong dipengaruhi sugesti atau pengalaman sebelumnya. Jika seseorang pernah merasa lemas setelah makan terong, tubuh bisa memberikan reaksi serupa secara psikosomatik pada konsumsi berikutnya, meski tanpa penyebab fisiologis yang jelas.

  4. Pola Makan: Rasa lemas tak selalu berasal dari satu jenis makanan. Bisa jadi terong dikonsumsi saat perut kosong, atau bersama makanan tinggi lemak dan rendah protein, sehingga kurang memberikan energi. Selain itu, jika seseorang kekurangan zat besi atau gula darah rendah, rasa lemas bisa terjadi terlepas dari konsumsi terong.

Haruskah Menghindari Terong?

Tidak semua orang akan merasa lemas setelah makan terong. Bagi sebagian besar orang sehat, terong adalah sayuran bergizi yang layak dikonsumsi. Namun, jika Anda selalu merasa lemas setiap kali makan terong, sebaiknya:

  • Perhatikan jumlah konsumsi. Jangan makan terlalu banyak sekaligus.
  • Pastikan terong dimasak matang. Pemasakan mengurangi kadar solanin.
  • Perhatikan kombinasi makanan. Padukan terong dengan sumber protein dan karbohidrat kompleks.
  • Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika keluhan berulang.

Kesimpulan

Rasa lemas setelah makan terong mungkin saja terjadi, meski tak umum. Penyebabnya bisa dari senyawa dalam terong, alergi, intoleransi histamin, atau faktor lain. Untuk memastikan penyebabnya, evaluasi kondisi tubuh dan pola makan. Jika perlu, lakukan pemeriksaan laboratorium terkait sensitivitas makanan atau gangguan metabolisme.

Scroll to Top