Kasus dugaan pelecehan seksual oleh seorang dokter spesialis kandungan (obgyn) kembali mencuat dan membuat heboh jagat maya. Kali ini, seorang dokter bernama Muhammad Syafril Firdaus, yang berpraktik di sebuah klinik di Garut, Jawa Barat, menjadi sorotan.
Kasus ini pertama kali terungkap melalui unggahan di media sosial oleh seorang dokter gigi, yang menerima banyak laporan dari warganet yang mengaku menjadi korban atau mengetahui tindakan tidak senonoh dari dokter tersebut.
Dalam unggahan tersebut, dibagikan pula rekaman CCTV dari ruang praktik yang memperlihatkan dr. Syafril sedang melakukan USG pada pasien. Namun, terlihat tangan kiri dokter menyentuh area atas perut pasien yang dekat dengan payudara, padahal seharusnya digunakan untuk mengatur alat USG.
Setelah unggahan tersebut viral, banyak warganet yang mengirimkan pesan dan membagikan pengalaman mereka. Salah seorang korban mengaku dilecehkan pada tahun 2023 saat memeriksakan kandungan tanpa didampingi suami. Ia mengaku dokter tersebut meminta nomor WhatsApp, mengajaknya jalan, dan memberikan iming-iming pemeriksaan gratis di kliniknya. Namun, di sana ia mengalami pelecehan berupa sentuhan pada payudara.
Selain itu, ada laporan lain yang menyebutkan bahwa dr. Syafril sering menghubungi pasien secara pribadi melalui WhatsApp dan menawarkan USG 4D gratis dengan syarat pasien datang sendirian tanpa didampingi suami atau keluarga.
Akun Instagram dr. Syafril dilaporkan menghilang setelah unggahan pertama mengenai kasus ini viral. Kasus ini sebenarnya sudah dilaporkan ke pihak kepolisian beberapa bulan lalu, namun belum ada tindak lanjut yang signifikan.
Beberapa dokter obgyn lain turut memberikan tanggapan terkait video yang viral tersebut. Mereka menegaskan bahwa dalam prosedur USG transabdomen, tangan kanan dokter digunakan untuk memegang probe, sementara tangan kiri seharusnya berada di keyboard atau alat kontrol lainnya, bukan menyentuh pasien, apalagi di area sensitif. Mereka menyarankan agar dokter meminta pasien menaikkan sendiri pakaiannya atau meminta bantuan asisten bidan untuk menghindari fitnah dan pelecehan.
Unggahan ini pun ramai menuai beragam reaksi dari warganet dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak yang menyayangkan kejadian ini dan berharap kasus ini segera ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian. Masyarakat juga menanti tindakan tegas dari Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi kedokteran jika terbukti bersalah, agar kepercayaan publik terhadap profesi dokter tidak hilang.