Kabar mengejutkan datang bagi calon jemaah haji Furoda 2025. Otoritas Arab Saudi menutup akses kedatangan di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, pada Minggu (31/5/2025), menandai dimulainya musim haji 2025. Penutupan ini sekaligus memupuskan harapan banyak calon jemaah haji Furoda yang ingin menunaikan ibadah haji tahun ini.
Respons positif terhadap haji Furoda di kalangan umat Muslim Indonesia ternyata tidak sejalan dengan kebijakan baru yang diambil oleh pemerintah Saudi. Langkah ini diambil bukan tanpa alasan.
Saudi Arabia tengah berupaya membangun sistem penyelenggaraan haji yang ideal, mengutamakan keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan keselamatan jemaah, serta disesuaikan dengan kapasitas yang ada.
Pembenahan Sistem Haji: Langkah Strategis Saudi
Beberapa perubahan mendasar diterapkan untuk mewujudkan penyelenggaraan haji yang lebih baik:
Sistem Syarikah: Transformasi Pengelolaan Haji
Saudi menerapkan sistem syarikah, sebuah transformasi dalam pengelolaan haji dengan menunjuk lembaga khusus yang bertugas mengelola layanan haji dari berbagai negara. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan.
Digitalisasi Sistem: Integrasi Teknologi dalam Pelaksanaan Haji
Digitalisasi sistem menjadi kunci dalam pengaturan pelaksanaan haji dan umroh. Seluruh jemaah diwajibkan mengunduh dan mengunggah aplikasi Nusuk. Bagi jemaah yang melaksanakan pemotongan kambing dam/hadyu, instalasi dan unggah data ke aplikasi Adahi juga menjadi keharusan.
Prioritaskan Keselamatan: Mencegah Kematian Akibat Panas dan Kepadatan
Pengalaman pahit wafatnya ribuan jemaah haji di Mina akibat cuaca panas ekstrem dan kepadatan berlebih (overcapacity) menjadi pelajaran berharga. Data menunjukkan bahwa sebagian besar jemaah yang meninggal berasal dari kelompok haji non-prosedur/non-kuota yang tidak memiliki tempat berteduh yang layak. Oleh karena itu, pemerintah Saudi berupaya keras untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Gagalnya kuota haji 2025 ini tentu merugikan banyak pihak, termasuk pemerintah Saudi secara ekonomi. Namun, keseriusan Saudi dalam memperbaiki sistem pelaksanaan haji terbukti lebih diutamakan, meskipun harus mengambil risiko kerugian.
Prioritas utama Saudi adalah menciptakan skema dan formula penyelenggaraan haji yang aman, nyaman, sesuai kapasitas, dan mencegah terjadinya musibah akibat kepadatan yang berlebihan.
Meskipun kecewa, calon jemaah haji Furoda 2025 diharapkan tetap optimis dan dapat mencoba kembali peruntungan di tahun mendatang sesuai dengan peraturan yang akan diterapkan oleh pemerintah Saudi.