Ukraina melancarkan serangan dahsyat ke empat pangkalan udara militer Rusia, menggunakan 117 drone untuk menghancurkan setidaknya 41 pesawat tempur, termasuk pembom strategis. Serangan ini disebut-sebut sebagai salah satu operasi paling signifikan dan merusak sejak konflik dimulai pada tahun 2022.
Operasi rahasia yang diberi kode "Jaring Laba-Laba" ini melibatkan penggunaan gudang kayu yang berfungsi sebagai peluncur tersembunyi untuk drone peledak. Gudang-gudang ini, yang diangkut menggunakan truk, ditempatkan dekat dengan pangkalan target. Sistem atap otomatis membuka saat serangan dimulai, memungkinkan drone untuk segera meluncur dan menyerang sasaran.
Kerugian yang diakibatkan serangan ini diperkirakan mencapai US$7 miliar, atau sekitar Rp 114 triliun. Serangan tersebut berhasil merusak 34% dari armada pembom strategis Rusia di salah satu pangkalan utama mereka. Pangkalan Udara Belaya di Irkutsk, yang berjarak sekitar 4.300 km dari garis depan, menjadi target utama, menjadikannya serangan drone Ukraina yang paling jauh. Video yang menunjukkan pembom Tu-95 terbakar telah beredar di media sosial, meskipun keasliannya belum diverifikasi secara independen.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasi bahwa operasi ini telah direncanakan selama 18 bulan dan seluruh tim yang terlibat berhasil keluar dari wilayah Rusia sebelum pelaksanaannya.
Operasi ini diawasi langsung oleh Zelensky dan Kepala SBU, Vasyl Maliuk. Jika laporan ini akurat, serangan ini merupakan pukulan telak bagi kekuatan udara Rusia, terutama dalam mengurangi kemampuan mereka untuk meluncurkan serangan rudal ke Ukraina.