Perang Tarif AS-China Guncang Pasar Komoditas Global: Kedelai dan Gandum Meroket!

Beijing secara resmi mengumumkan kenaikan tarif impor atas produk Amerika Serikat menjadi 125%, berlaku mulai hari Sabtu. Kebijakan ini adalah balasan langsung atas keputusan Washington yang menaikkan tarif barang-barang asal China menjadi 145% sehari sebelumnya.

Eskalasi ketegangan perdagangan ini seketika memicu gejolak di pasar komoditas dunia, terutama pada komoditas kedelai dan gandum. Kontrak kedelai untuk pengiriman Mei sempat mencapai level tertinggi sejak akhir Februari, meskipun akhirnya ditutup di bawah titik puncak tersebut. Kontrak pengiriman Juli bahkan melampaui angka US$10,50 per bushel, mencetak rekor harga tertinggi sejak periode yang sama.

Panen Kedelai Argentina Terhambat, Brasil Ambil Alih Dominasi Pasar

Curah hujan yang tak henti-hentinya di Argentina mengakibatkan penundaan signifikan dalam proses panen kedelai. Bursa Gandum Rosario mencatat, hanya 2,6% lahan kedelai yang berhasil dipanen, jauh tertinggal dibandingkan capaian tahun sebelumnya dan rata-rata dalam lima musim terakhir.

Sementara itu, Brasil diprediksi akan menjadi eksportir kedelai utama tahun ini, dengan perkiraan ekspor mencapai 106 juta ton. Lonjakan ini didorong oleh rekor produksi yang diperkirakan mencapai 172,1 juta ton. Sebaliknya, Atase Pertanian USDA di Buenos Aires memperkirakan produksi kedelai Uruguay mencapai 3,3 juta ton, lebih tinggi 200 ribu ton dari proyeksi awal USDA.

Harga Gandum dan Jagung Ikut Meroket

Tidak hanya kedelai, harga tiga varietas gandum AS juga mengalami kenaikan dua digit, dengan gandum lunak Chicago mencatat lonjakan harga tertinggi. Di Eropa, kondisi tanaman gandum lunak Prancis dilaporkan berada dalam kondisi baik hingga sangat baik mencapai 75%, sedikit menurun dari minggu sebelumnya, namun masih lebih baik 11 poin dibandingkan tahun sebelumnya.

Di wilayah Australia Barat, area penanaman gandum diproyeksikan mencapai 4,19 juta hektare tahun ini, menyusut 400 ribu hektare dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi diperkirakan akan mencapai 10,46 juta ton, turun 15% dari tahun sebelumnya.

Harga jagung untuk kontrak Mei mengalami reli selama enam hari berturut-turut dan menjadi sesi positif kesembilan dalam 11 hari terakhir, mencapai level tertinggi sejak akhir Februari. Bursa Gandum Rosario melaporkan bahwa 23,1% lahan jagung Argentina telah dipanen, dengan total produksi diperkirakan mencapai 49 juta ton.

Thailand Longgarkan Tarif Impor Jagung AS: Langkah Strategis di Asia Tenggara

Di tengah dinamika pasar global yang bergejolak, Pemerintah Thailand mengumumkan penurunan tarif impor jagung dari Amerika Serikat yang sebelumnya mencapai 73%. Langkah ini berpotensi mengubah lanskap perdagangan jagung di wilayah Asia Tenggara.

Scroll to Top