Aktor muda Abidzar Al Ghifari mengambil tindakan tegas dengan melayangkan somasi kepada sejumlah netizen yang diduga melakukan penghinaan terhadap ibundanya, Umi Pipik. Langkah ini diambil bertepatan dengan hari ulang tahunnya.
Pemicu Perseteruan
Permasalahan bermula dari komentar negatif yang dilontarkan oleh dua akun media sosial X (sebelumnya Twitter) pada bulan Februari 2025. Saat itu, Abidzar tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen, khususnya penggemar drama Korea, terkait perannya dalam film A Business Proposal.
Menurut kuasa hukum Abidzar, Rendy Anggara Putra, dua akun yang disomasi adalah @SoundOfYogi dan @FrancoisSigit. Komentar dari akun @SoundOfYogi dinilai sangat menyakitkan hati Abidzar.
Rendy menjelaskan bahwa komentar tersebut menyiratkan Umi Pipik sebagai ibu yang tidak baik, berkaitan dengan pertanyaan tentang ijazah Abidzar yang tidak lulus SMA dalam sebuah podcast. Sementara itu, komentar dari akun @FrancoisSigit dinilai sangat kasar sehingga tidak dapat diucapkan.
Upaya Hukum yang Ditempuh
Abidzar memberikan waktu 2×24 jam kepada kedua pemilik akun untuk menunjukkan itikad baik dengan menghubungi manajemennya. Jika somasi ini tidak diindahkan, Abidzar tidak ragu untuk membawa kasus ini ke ranah hukum dan melaporkannya kepada pihak kepolisian. Bukti-bukti penghinaan telah dikumpulkan sebagai dasar pelaporan.
Rendy menegaskan bahwa Abidzar akan menuntut haknya agar dilindungi oleh negara melalui aparat penegak hukum jika proses hukum dilanjutkan.
Peluang Perdamaian
Abidzar menyatakan bahwa kemungkinan penyelesaian secara damai masih dipertimbangkan, tergantung pada respons dari pihak yang bersangkutan. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan menunggu kabar selama dua hari ke depan, dan jika tidak ada respons, kasus ini akan dibawa ke jalur hukum. Abidzar juga menyoroti bahwa unggahan berisi penghinaan tersebut masih belum dihapus dari media sosial.
Harapan Abidzar
Melalui kasus ini, Abidzar berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Ia mengingatkan bahwa jejak digital bersifat permanen dan dapat berdampak pada kehidupan seseorang di masa depan. Ia menekankan pentingnya berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya, karena jejak digital akan selalu ada.