Seoul – Pemilihan presiden di Korea Selatan pada Selasa (3/6) diwarnai dengan persaingan para dukun dalam meramalkan siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Seorang dukun bahkan mengaku telah mendapatkan penglihatan tentang pemenang pilpres bertahun-tahun sebelumnya.
Proses pemungutan suara untuk mencari pengganti mantan Presiden Yoon Suk Yeol, yang dimakzulkan setelah menetapkan keadaan darurat militer, dimulai pukul 06.00 dan berlangsung hingga pukul 20.00 waktu setempat.
Perhitungan suara akan dilakukan setelah pemungutan suara selesai. Pemenang diperkirakan baru dapat diumumkan sekitar tengah malam, meskipun proses perhitungan suara diperkirakan baru selesai pada Rabu (4/6) pagi.
Namun, Yang Su Bong, seorang mudang (dukun perempuan tradisional Korea), meyakini bahwa kandidat terdepan dari Partai Demokrat Korsel, Lee Jae Myung, akan memenangkan pilpres ini.
Prediksi tersebut sejalan dengan hasil survei yang menempatkan Lee di posisi pertama, jauh mengungguli kandidat lainnya.
Survei terbaru menunjukkan 49% responden menilai Lee adalah kandidat terbaik. Kim Moon Soo, dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang merupakan partai Yoon sebelumnya, berada di posisi kedua dengan 35% dukungan.
"Sejak awal, saya telah melihat Lee Jae Myung menjadi presiden," kata Yang, menambahkan bahwa ia telah menghadapi "kritik dan bahkan ancaman" karena prediksinya tersebut. "Namun, saya tidak bisa berbohong tentang apa yang saya lihat," ujarnya.
Meskipun Korsel adalah negara maju, praktik perdukunan tetap menjadi bagian dari budaya dan kepercayaan di Semenanjung Korea selama berabad-abad. Warga Korsel sering meminta nasihat dukun untuk berbagai hal, mulai dari percintaan hingga keputusan bisnis.
Organisasi perdukunan terbesar di Korsel mencatat sekitar 300.000 orang mempraktikkan perdukunan di negara tersebut. Seorang mudang seperti Yang dipercaya menjadi perantara antara dunia roh dan kehidupan sehari-hari.
Praktik perdukunan juga dikaitkan dengan dua pemakzulan presiden di negara tersebut. Park Geun Hye dicopot dari jabatannya pada 2017 dalam skandal penyalahgunaan pengaruh yang melibatkan klaim keterlibatan dalam ritual perdukunan.
Yoon, yang baru saja dimakzulkan, juga dituduh meminta bantuan dukun dalam pengambilan keputusan, termasuk saat menetapkan keadaan darurat militer.
Selain Yang, dukun lain bernama Lee Dong Hyeon (Ohbangdoryeong) mengatakan didekati beberapa politisi setelah meramalkan kejatuhan Yoon tiga tahun lalu.
Ohbangdoryeong, yang melakukan "ritual pedang" dalam upaya menerima pesan dari para dewa, tidak yakin Lee akan membantu mengakhiri kekacauan politik Korsel.
"Situasi akan stabil selama dua tahun, tetapi kemudian akan terjadi pertumpahan darah – pembersihan politik," prediksinya.
Dukun Hong Myeong Hui setuju bahwa masa sulit mungkin akan datang bagi Korsel. Ia menyebut Kim Moon Soo memiliki "api yang tenang", sementara Lee memiliki "energi yang cepat dan menguras tenaga, seperti api liar di musim semi".
"Masa jabatannya akan penuh badai," prediksi Hong tentang masa kepresidenan Lee. "Ramalan bukan untuk menyenangkan orang — melainkan untuk kebenaran. Dan kebenaran bisa jadi tidak mengenakkan," ucapnya.
Terlepas dari semua prediksi tersebut, presiden baru Korsel harus memimpin negaranya melewati masa pergolakan ekonomi, karena negara tersebut menghadapi tarif tinggi dari AS dan berjuang menghadapi permintaan yang lesu di dalam negeri.