Pemerintah Amerika Serikat telah membatalkan alokasi dana riset senilai USD 766 juta yang sebelumnya dijanjikan kepada perusahaan farmasi Moderna. Dana ini sedianya diperuntukkan bagi pengembangan vaksin untuk menghadapi potensi pandemi di masa depan, termasuk ancaman flu burung H1N1.
Moderna mengungkapkan bahwa pembatalan pendanaan yang telah disetujui sejak Juli tahun lalu ini, diinformasikan langsung oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS. Pendanaan ini awalnya disalurkan melalui Otoritas Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan (BARDA), sebuah program yang fokus pada solusi medis untuk menghadapi ancaman pandemi.
Keputusan pembatalan ini muncul setelah Moderna mengumumkan hasil awal yang menjanjikan dari uji coba fase awal vaksin yang menargetkan virus flu burung H5. Uji coba ini melibatkan 300 orang dewasa yang sehat.
"Meskipun penghentian pendanaan dari HHS menambah ketidakpastian, kami merasa gembira dengan respons imun yang kuat dan profil keamanan yang teramati dalam analisis sementara ini," demikian pernyataan dari pihak perusahaan.
Virus flu burung H5N1 telah menyebar dari burung liar ke hewan ternak di Amerika Serikat sepanjang tahun lalu, menginfeksi ratusan hewan di beberapa negara bagian. Setidaknya 70 orang di AS telah terinfeksi flu burung, dengan sebagian besar kasus menunjukkan gejala ringan. Sayangnya, satu orang dilaporkan meninggal dunia.
Para ahli khawatir bahwa mutasi virus yang berkelanjutan dapat meningkatkan keganasannya atau mempermudah penyebarannya di antara manusia, sehingga berpotensi memicu pandemi baru.