Jawa Barat Hadapi Lonjakan Kasus Diabetes: Solusi Tradisional Jadi Andalan

Jawa Barat menghadapi tantangan serius dalam kesehatan masyarakat, dengan diabetes menjadi salah satu penyakit paling mematikan setelah hipertensi, stroke, dan kanker. Survei kesehatan terbaru menunjukkan prevalensi diabetes di Jawa Barat mencapai 2,2 persen, atau sekitar 1,1 juta jiwa. Kondisi ini mengkhawatirkan karena angka diabetes terus meningkat dari tahun ke tahun.

Data nasional menunjukkan lonjakan signifikan, dari 10 juta kasus pada 2019 menjadi 20 juta pada 2021. Peningkatan dua kali lipat ini mengindikasikan perlunya kewaspadaan dan penanganan yang lebih intensif. Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya mengendalikan diabetes melalui berbagai program dinas kesehatan di tingkat kabupaten dan kota, dengan target menurunkan angka prevalensi di tahun mendatang.

Namun, penanganan diabetes di Jawa Barat saat ini belum optimal, dengan tingkat penanganan sekitar 70-80 persen. Untuk meningkatkan efektivitas penanganan, Dinas Kesehatan Jawa Barat berencana mengembangkan pengobatan tradisional sebagai alternatif. Salah satu fokus utama adalah pencegahan dan peningkatan pelayanan kesehatan tradisional, dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang terdaftar di BPOM.

Poliklinik khusus untuk pelayanan kesehatan tradisional akan didirikan, dengan fokus pada penanganan diabetes. Pengembangan akupuntur, akupresur, jamu tradisional, dan pengobatan tradisional lainnya juga menjadi prioritas. Program ini akan dikembangkan di 27 kota dan kabupaten, bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang jamu tradisional.

Pergeseran pola hidup menjadi faktor utama penyebab diabetes saat ini. Lingkungan dan pola hidup memegang peranan penting dalam kesehatan, mencapai 75 persen, sedangkan pelayanan kesehatan seperti minum obat dan penyediaan rumah sakit hanya mendukung 20 persen dari keseluruhan faktor kesehatan.

Scroll to Top