Insiden tragis terjadi di Rafah, Gaza, di mana Palang Merah Internasional melaporkan 27 orang tewas akibat tembakan pasukan Israel saat mereka sedang menunggu bantuan kemanusiaan. Militer Israel menyatakan akan melakukan investigasi terkait peristiwa tersebut.
Menurut juru bicara militer Israel, tembakan peringatan sebelumnya dilepaskan sekitar setengah kilometer dari lokasi pembagian bantuan, ditujukan kepada individu yang mendekat dengan cara yang dianggap membahayakan keselamatan tentara. Pihak militer berjanji akan mengungkap fakta sebenarnya dari kejadian ini.
Amerika Serikat turut menanggapi laporan tersebut dan menyatakan sedang berusaha memverifikasi kebenaran informasi terkait penembakan yang menewaskan para penerima bantuan di Gaza. Pemerintah AS menekankan pentingnya validasi independen, berbeda dengan menerima klaim dari pihak Hamas secara mentah-mentah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk keras serangan mematikan ini. Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, menyatakan bahwa serangan terhadap warga sipil di sekitar lokasi distribusi bantuan di Jalur Gaza adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dan berpotensi merupakan kejahatan perang. Turk menegaskan bahwa serangan yang menargetkan warga sipil adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional.