Penelitian terbaru membuka mata kita terhadap potensi bahaya diet ekstrem rendah kalori, terutama kaitannya dengan kesehatan mental. Temuan ini menunjukkan bahwa pembatasan kalori berlebihan dapat memicu atau memperburuk gejala depresi, terutama pada pria dan individu dengan kelebihan berat badan.
Apa yang Ditemukan dalam Penelitian?
Sebuah studi yang melibatkan ribuan peserta menemukan bahwa mereka yang menjalani diet sangat rendah kalori cenderung mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi. Lebih jauh lagi, kualitas makanan yang dikonsumsi juga memainkan peran penting. Mereka yang banyak mengonsumsi makanan olahan, karbohidrat sederhana, lemak jenuh, dan makanan manis lebih rentan terhadap depresi. Sebaliknya, pola makan ala Mediterania, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dikaitkan dengan risiko depresi yang lebih rendah.
Mengapa Diet Ekstrem Memengaruhi Suasana Hati?
Pembatasan kalori yang drastis dapat mengganggu keseimbangan fisiologis tubuh, menyebabkan kelelahan, gangguan tidur, dan kesulitan konsentrasi. Selain itu, diet ekstrem seringkali dikaitkan dengan peningkatan kecemasan dan risiko gangguan makan. Bagi sebagian orang, terutama mereka yang memiliki berat badan berlebih, penurunan berat badan akibat diet rendah kalori mungkin justru berdampak positif pada suasana hati. Namun, jika diet tidak menghasilkan penurunan berat badan atau menyebabkan siklus berat badan naik turun, hal ini dapat menyebabkan frustrasi dan memperburuk gejala depresi.
Temuan yang Bertentangan
Perlu dicatat bahwa hasil penelitian ini berbeda dengan beberapa studi sebelumnya yang menemukan bahwa diet rendah kalori justru dapat mengurangi gejala depresi. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa studi sebelumnya seringkali dilakukan di bawah pengawasan medis, sehingga memastikan bahwa peserta mendapatkan nutrisi yang cukup.
Pentingnya Pendekatan yang Seimbang
Temuan ini menekankan pentingnya berhati-hati terhadap diet yang terlalu ketat atau tidak seimbang. Alih-alih berfokus pada pembatasan kalori ekstrem, sebaiknya pilihlah perubahan pola makan yang berkelanjutan dan seimbang, yang memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan mental.
Tips Menuju Pola Makan yang Lebih Sehat dan Bahagia:
- Prioritaskan Nutrisi: Pastikan piring Anda mengandung protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, serta serat dan nutrisi dari buah dan sayuran.
- Perhatikan Kualitas Makanan: Kurangi konsumsi makanan olahan, makanan manis, dan lemak jenuh.
- Makan dengan Perlahan: Nikmati setiap suapan dan perhatikan sinyal rasa lapar dan kenyang dari tubuh Anda.
- Konsultasikan dengan Ahli Gizi: Dapatkan panduan personal dari ahli gizi terdaftar untuk menemukan pola makan yang sehat dan sesuai dengan kebutuhan Anda.
Diet bukan hanya tentang angka kalori, tetapi juga tentang kesehatan mental dan emosional. Prioritaskan pendekatan yang seimbang dan berkelanjutan untuk mencapai kesehatan yang optimal.