Waspada! Kasus HIV di Malang Masih Tinggi, Remaja Jadi Fokus Utama Pencegahan

Kota Malang mencatat adanya 190 kasus baru infeksi HIV sepanjang Januari hingga Mei 2025. Meskipun angka ini sedikit menurun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (211 kasus), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang tetap meningkatkan kewaspadaan, terutama di kalangan remaja dan mahasiswa.

Kampanye edukasi bertajuk #CekTuntas menjadi andalan Dinkes untuk menjangkau kelompok usia muda. Inisiatif ini merupakan bagian dari program nasional yang bertujuan untuk mengeliminasi HIV, Tuberkulosis (TB), dan malaria pada tahun 2030.

Dinkes Kota Malang menyoroti bahwa isu HIV semakin nyata, namun kesadaran masyarakat, khususnya remaja dan mahasiswa, masih minim. Usia muda dinilai rentan karena fase eksplorasi dan percobaan yang kadang berujung pada perilaku berisiko. Kurangnya pemahaman tentang penularan HIV menjadi salah satu faktor pemicu.

Selain hubungan seksual berisiko, penggunaan jarum suntik narkoba juga menjadi perhatian utama dalam pencegahan penularan di kalangan remaja dan mahasiswa.

Lebih lanjut, Dinkes Kota Malang menekankan pentingnya memerangi stigma negatif terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHIV). Penularan HIV tidak selalu disebabkan oleh perilaku menyimpang, melainkan bisa juga terjadi dari ibu ke anak saat melahirkan, atau melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian. ODHIV dapat tetap hidup normal dan produktif jika rutin mengonsumsi obat dan menjaga kesehatan.

Dinkes Kota Malang mendorong masyarakat untuk melakukan deteksi dini melalui tes HIV dan konseling. Jika hasilnya positif, pengobatan dapat segera diberikan untuk mencegah virus berkembang dan menjaga sistem imun tubuh.

Saat ini, terdapat hampir 30 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di Kota Malang yang menyediakan layanan HIV/AIDS, termasuk 16 puskesmas, rumah sakit, dan klinik. Fasyankes ini tidak hanya menyediakan layanan tes HIV/AIDS, tetapi juga pengobatan.

Scroll to Top