Menyusui langsung memang pilihan terbaik, namun seringkali ibu bertanya-tanya, "Sudah cukupkah ASI yang diminum Si Kecil?" Kekhawatiran ini akan segera terjawab berkat inovasi teknologi terbaru.
Sebuah tim dari Northwestern University sedang mengembangkan perangkat canggih yang dapat mengukur secara akurat jumlah ASI yang dikonsumsi bayi saat menyusu langsung. Alat ini diharapkan dapat mengurangi stres dan kekhawatiran para ibu terkait kecukupan nutrisi bayi mereka.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Perangkat ini menggunakan sensor nirkabel yang ditempelkan pada payudara ibu. Sensor tersebut akan mengukur perubahan bioimpedansi saat bayi menyusu. Perubahan ini kemudian dikonversi menjadi informasi tentang jumlah ASI yang dikonsumsi. Data ini akan dikirimkan melalui Bluetooth ke ponsel ibu, sehingga pemantauan asupan ASI menjadi lebih mudah.
Meski teknologi ini belum tersedia saat ini, diharapkan dalam beberapa tahun mendatang, para orang tua baru dapat memanfaatkannya. Alat ini juga akan sangat membantu tenaga medis dalam mengelola kebutuhan nutrisi bayi prematur dan bayi sakit.
Alternatif Sementara: Percaya pada Insting dan Perhatikan Tanda-Tanda
Sambil menunggu kehadiran teknologi canggih ini, para ahli menyarankan agar ibu tetap percaya pada kemampuan tubuhnya dalam memproduksi ASI. Perhatikan tanda-tanda keberhasilan pemberian ASI berikut ini:
- Bayi Sering Menyusu: Bayi baru lahir biasanya menyusu 8 hingga 10 kali dalam 24 jam.
- Popok Basah dan Kotor: Mulai hari ke-3 hingga usia 1 bulan, bayi setidaknya memiliki 6 popok basah dan 3 popok kotor setiap hari.
- Pertumbuhan dan Perkembangan: Bayi menunjukkan peningkatan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala yang stabil.
Penting untuk diingat, fokuslah pada tumbuh kembang bayi dan respons terhadap tanda-tanda lapar yang ditunjukkannya. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau konselor laktasi jika Anda mengalami kesulitan.