Kapal Bantuan Madleen Menuju Gaza, Upaya Terobos Blokade Israel

Sebuah kapal bantuan bernama Madleen, yang membawa bantuan kemanusiaan dan aktivis hak asasi manusia, sedang berlayar menuju Gaza untuk menentang blokade yang diberlakukan Israel. Di tengah perjalanan, seorang aktivis di kapal tersebut, Thiago Avila, melaporkan keberadaan pesawat nirawak yang terbang di atas mereka melalui Instagram.

Kapal Madleen adalah bagian dari Koalisi Armada Kebebasan (FFC) dan berangkat sebagai respons terhadap blokade total Israel terhadap Gaza sejak 2 Maret, yang menyebabkan kekurangan pangan akut di wilayah tersebut. Lebih dari 90% dari 2,3 juta penduduk Gaza menghadapi krisis pangan yang parah.

Madleen, yang namanya diambil dari seorang nelayan perempuan Gaza, memulai perjalanannya dari Catania, Sisilia, pada 1 Juni. Perjalanan sejauh 2.000 km ini diperkirakan memakan waktu sekitar satu minggu, asalkan tidak ada gangguan.

Siapa Saja yang Berada di Kapal?

Di atas kapal Madleen terdapat 12 aktivis ternama, termasuk:

  • Greta Thunberg (Aktivis iklim Swedia)
  • Rima Hassan (Anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina)
  • Yasemin Acar (Jerman)
  • Baptiste Andre (Prancis)
  • Thiago Avila (Brasil)
  • Omar Faiad (Prancis)
  • Pascal Maurieras (Prancis)
  • Yanis Mhamdi (Prancis)
  • Suayb Ordu (Turki)
  • Sergio Toribio (Spanyol)
  • Marco van Rennes (Belanda)
  • Reva Viard (Prancis)

Greta Thunberg menyatakan bahwa mereka harus terus berupaya membantu Gaza terlepas dari rintangan yang ada, karena kehilangan kemanusiaan terjadi ketika usaha berhenti.

FFC menekankan bahwa semua sukarelawan dan awak kapal telah dilatih dalam antikekerasan dan berlayar tanpa senjata sebagai bagian dari aksi perlawanan sipil damai terhadap tindakan Israel di Gaza.

Serangan Terhadap Armada Sebelumnya

Sebelumnya, kapal lain yang membawa bantuan ke Gaza, Conscience, diserang oleh pesawat nirawak di perairan internasional dekat Malta pada awal Mei. Serangan tersebut mengakibatkan kerusakan pada kapal dan mesinnya. FFC menduga Israel atau sekutunya berada di balik serangan tersebut.

Lima belas tahun lalu, pasukan komando Israel melakukan serangan mematikan terhadap Mavi Marmara, kapal terbesar dalam armada bantuan yang membawa aktivis Turki. Sembilan relawan kemanusiaan tewas dalam insiden tersebut.

Gaza telah berada di bawah blokade darat, laut, dan udara Israel sejak tahun 2007.

Scroll to Top