Operasi Jaring Laba-laba Ukraina Hancurkan Jet Tempur Rusia: Analisis Satelit Ungkap Kerusakan Parah

Serangan mendalam Ukraina menggunakan pesawat tanpa awak terhadap pangkalan udara Rusia telah menimbulkan kerugian besar. Citra satelit terbaru menunjukkan kehancuran atau kerusakan parah pada sejumlah pembom strategis Rusia.

Kerugian Signifikan pada Armada Udara Rusia

Gambar yang diambil oleh satelit Capella Space menunjukkan dampak serangan terhadap lapangan terbang di wilayah Irkutsk, Siberia. Puing-puing yang tersebar di landasan pacu mengindikasikan beberapa pesawat hancur berkeping-keping. Analisis awal menunjukkan sisa-sisa dua pembom Tu-22 Backfire, pesawat strategis supersonik yang digunakan untuk meluncurkan rudal ke Ukraina, hancur total. Selain itu, empat pembom strategis berat Tu-95 dilaporkan hancur atau mengalami kerusakan signifikan.

Suksesnya Operasi Jaring Laba-laba

Para analis sepakat bahwa serangan ini sangat berhasil. Target utama adalah pembom Tu-22 dan Tu-95, yang secara rutin digunakan Rusia untuk menyerang wilayah Ukraina. Meskipun pangkalan udara Belaya dilengkapi dengan pesawat umpan, pertahanan tersebut gagal mengelabui pesawat nirawak Ukraina.

Serangan Berkelanjutan Ukraina

Selain serangan udara, Ukraina juga melakukan serangan bawah air yang merusak pangkalan tiang penyangga Jembatan Kerch, jalur penghubung penting antara Rusia dan semenanjung Krimea yang diduduki. Serangan ini, yang menggunakan bom dengan daya ledak setara dengan lebih dari satu ton TNT, merupakan pukulan telak bagi simbol kekuasaan Rusia di wilayah tersebut.

Target Strategis dan Pesan Tegas

Letnan Jenderal Vasyl Maliuk dari SBU Ukraina menegaskan bahwa Jembatan Kerch adalah target yang sah karena digunakan sebagai jalur logistik untuk pasukan Rusia. Ia menekankan bahwa Krimea adalah bagian dari Ukraina dan segala bentuk pendudukan akan menghadapi respons keras.

Tidak Ada Tanda Gencatan Senjata

Di tengah eskalasi serangan, pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina masih menemui jalan buntu. Rusia dituduh mengulur waktu dan mengajukan ultimatum yang tidak realistis. Sementara Ukraina mendesak Rusia untuk memberikan tanggapan yang jelas terkait usulan gencatan senjata, diamnya Rusia menunjukkan niat untuk melanjutkan perang.

Inggris telah berjanji untuk memasok 100.000 pesawat nirawak ke Ukraina pada tahun 2026, sebagai bagian dari paket bantuan militer yang lebih besar. Dukungan ini menunjukkan komitmen internasional untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari agresi Rusia.

Scroll to Top