Drama hukum antara bintang film "It Ends with Us", Blake Lively, dan sutradaranya, Justin Baldoni, semakin rumit. Baru-baru ini, Lively mencabut dua gugatan yang sebelumnya diajukannya terhadap Baldoni.
Gugatan awal Lively menuduh Baldoni melakukan penyiksaan batin dan kelalaian yang mengakibatkan tekanan psikologis berat. Namun, berdasarkan dokumen pengadilan yang diajukan di New York pada 2 Juni 2025, gugatan tersebut ditarik tanpa prasangka, yang berarti dapat diajukan kembali di masa depan.
Keputusan ini diambil setelah tim hukum Baldoni berusaha mendapatkan akses ke rekam medis mental Lively, termasuk catatan terapi dan konsultasi psikologis. Mereka bahkan meminta pengadilan untuk memaksa Lively menandatangani formulir pelepasan HIPAA untuk memperoleh dokumen tersebut.
Namun, Lively dan timnya memilih untuk mundur sementara daripada memberikan informasi pribadi yang sensitif itu. Tim Baldoni menyatakan bahwa alih-alih mematuhi permintaan mereka, Lively memilih untuk menarik gugatan yang menuduh tekanan psikologis, sambil tetap mempertahankan opsi untuk mengajukannya kembali di kemudian hari.
Tim hukum Lively membantah bahwa pencabutan gugatan ini merupakan tanda menyerah. Mereka mengklaim bahwa ini adalah strategi untuk menyusun ulang kasus sebelum persidangan. Pengacara Lively menyatakan bahwa mereka hanya menyederhanakan dan memfokuskan kasus mereka untuk persidangan, sementara pihak Baldoni justru mencari perhatian media dengan isu-isu sensasional.
Konflik ini bermula pada Desember 2024 ketika Lively menggugat Baldoni atas pelecehan di lokasi syuting, termasuk tuduhan bahwa Baldoni menunjukkan video atau gambar wanita telanjang dan berbicara tentang kecanduannya terhadap pornografi.
Pada Januari 2025, Baldoni membalas dengan menggugat Lively, suaminya Ryan Reynolds, dan tim humas mereka atas tuduhan pencemaran nama baik, pemerasan, dan fitnah. Kasus ini masih berlanjut dan menarik perhatian publik.