Barito Putera membuat langkah mengejutkan dengan menunjuk Stefano Cugurra, atau akrab disapa Teco, sebagai arsitek tim untuk mengarungi Liga 2 musim 2025/2026. Penunjukan ini diharapkan mampu membawa Laskar Antasari kembali promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah terdegradasi.
Pengalaman Teco yang segudang dinilai menjadi alasan tepat di balik keputusan Barito Putera. Namun, di balik potensi peningkatan performa tim, tersimpan risiko pelanggaran regulasi yang dapat berujung sanksi berat dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
Aturan kompetisi Liga 2 secara tegas melarang penggunaan pelatih, asisten pelatih, maupun direktur teknik asing. Regulasi PSSI menyatakan bahwa posisi pelatih kepala wajib diisi oleh Warga Negara Indonesia. Penunjukan Teco, seorang pelatih berkebangsaan Brasil, jelas bertentangan dengan aturan tersebut.
Kabar ini sontak menuai sorotan. Muncul pertanyaan apakah PSSI akan mengubah regulasi Liga 2 pada kongres mendatang.
Sebelumnya, Teco memutuskan mundur dari kursi pelatih kepala Bali United pada akhir musim kompetisi 2024/2025. Ia merasa telah memberikan kontribusi maksimal bagi tim berjuluk Serdadu Tridatu tersebut.
Teco menampik anggapan bahwa keputusannya dipicu oleh tekanan akibat hasil minor yang diraih timnya. Ia justru merasa sudah mencapai batas maksimal dalam berkontribusi untuk Bali United.
Selama hampir tujuh tahun melatih Bali United, Teco berhasil mencatatkan rekor gemilang, termasuk membawa tim meraih dua gelar juara Liga 1 pada musim 2019 dan 2021/2022. Ia juga sukses mencetak pemain muda yang naik level ke profesional.
Keputusan Teco untuk mundur dari Bali United memicu spekulasi mengenai klub mana yang akan menjadi pelabuhan barunya. Dengan rekam jejak yang impresif, Teco dianggap sebagai salah satu pelatih paling berprestasi di Indonesia saat ini.