Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Jawa Timur, gencar menerapkan berbagai strategi penanganan terhadap 190 kasus human immunodeficiency virus (HIV) yang tercatat. Berbagai upaya ini meliputi pelayanan yang terintegrasi, jam layanan tambahan, hingga pendekatan berbasis komunitas.
Menurut keterangan Dinkes Kota Malang, beberapa pelayanan yang sudah berjalan antara lain Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP), layanan extra hour, serta point of care (POC). Dinkes menekankan bahwa angka kasus cenderung stabil di angka 190.
Pelayanan PDP kini tersedia di seluruh 16 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang tersebar di lima kecamatan di Kota Malang. PDP merupakan layanan holistik yang memberikan dukungan medis, psikologis, dan sosial bagi orang dengan HIV (ODHIV). Ini memastikan bahwa setiap puskesmas di Kota Malang mampu memberikan pelayanan yang dibutuhkan.
Untuk layanan extra hour, saat ini beroperasi di Puskesmas Dinoyo dan Pandawangi. Layanan ini secara khusus menangani pasien dengan penyakit menular seksual (PMS). Selain itu, layanan POC juga tersedia di wilayah Kelurahan Pandawangi. Dinkes Kota Malang terus mengingatkan para pasien HIV untuk rutin mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) sesuai anjuran.
Peningkatan kesadaran masyarakat juga menjadi fokus utama. Dinkes Kota Malang aktif memberikan edukasi mengenai pencegahan dan pengendalian HIV melalui forum musyawarah rencana pembangunan (musrenbang). Usulan-usulan terkait pencegahan HIV/AIDS dari kelurahan, kecamatan, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) telah diakomodasi dalam program kerja.
Berbagai strategi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perilaku berisiko yang dapat menyebabkan penularan HIV, seperti seks bebas dan penggunaan narkoba suntik.
Dinkes Kota Malang mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap ODHIV. Penularan virus HIV tidak terjadi melalui interaksi sosial sehari-hari. Virus ini menular melalui penggunaan jarum suntik bergantian, darah, serta cairan sperma atau vagina dari orang yang terinfeksi. Penyakit ini tidak menular melalui jabat tangan atau percakapan.