Stockbitor yang Budiman!
Data Gaikindo menunjukkan penjualan mobil wholesales nasional turun ke 70.909 unit di Maret 2025, mengalami penurunan 5,1% YoY dan 1,9% MoM. Pergeseran musiman terkait Lebaran dan pameran IIMS 2025 menjadi faktor penyebab. Secara kumulatif, penjualan wholesales 3 bulan pertama 2025 mencapai 205.136 unit, turun 4,7% YoY, namun masih sesuai ekspektasi, mencapai 23-27% dari target Gaikindo 2025.
Berikut poin-poin penting penjualan mobil Maret 2025:
1. Penjualan Astra Melemah, Namun Lebih Baik Dibanding Merek Jepang Lain
Kinerja penjualan gabungan Toyota dan Daihatsu (Astra International) turun 5,7% YoY dan 2,3% MoM, lebih buruk dari rata-rata industri. Akibatnya, pangsa pasar gabungan keduanya turun menjadi 50,1% di Maret 2025. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan Daihatsu (-21% YoY), sementara Toyota tumbuh (+6,3% YoY).
Secara kumulatif, penjualan Toyota dan Daihatsu turun 6,9% YoY menjadi 103.954 unit, lebih buruk dari penurunan industri. Pangsa pasar keduanya turun menjadi 50,7% selama 3 bulan pertama 2025.
Merek Jepang lainnya mengalami penurunan signifikan, dengan Honda dan Suzuki masing-masing turun 40,4% YoY dan 33,4% YoY di Maret 2025. Secara kumulatif, penjualan kedua merek ini turun 20,4% YoY.
2. Penjualan Merek China Terus Melonjak
BYD mencatat penjualan 3.205 unit di Maret 2025 (+129% MoM), tertinggi sejak masuk ke Indonesia dan melampaui Hyundai. Pangsa pasar BYD naik signifikan menjadi 4,5%. Chery kembali mencatat penjualan bulanan tertinggi sebesar 1.829 unit (+128% YoY, +25% MoM). Wuling menunjukkan tren berbeda dibandingkan BYD dan Chery.
Intisari
Penjualan mobil Februari dan Maret digabungkan menunjukkan penurunan 1,6% YoY. Realisasi ini relatif sejalan dengan ekspektasi Gaikindo. Namun, pasar yang stagnan saat ini didorong oleh kontribusi merek China yang meningkat, menggerus pangsa pasar merek Jepang.
Perdagangan hari ini menunjukkan harga saham ASII turun 1,22%, AUTO turun 1,95%, dan DRMA turun 0,55%.
Aksi Korporasi yang Perlu Dicermati
- TPIA: Chandra Asri Pacific bersama Phoenix Power B.V. menyetor modal Rp 1,75 triliun ke PT Chandra Daya Investasi Tbk. Kepemilikan TPIA turun menjadi 66,7%.
- PANI & CBDK: Pantai Indah Kapuk Dua menargetkan marketing sales Rp 5,3 triliun, sementara Bangun Kosambi Sukses menargetkan Rp 2 triliun selama 2025.
- ACES: Aspirasi Hidup Indonesia menargetkan pertumbuhan pendapatan +5% YoY dan SSSG +1% YoY selama 2025. Akan mengalokasikan capex Rp 250-300 miliar untuk pembukaan 25-30 gerai baru. Berpotensi membagikan dividen minimum Rp 26 per saham (dividend yield 5,3%).
- INTP: Indocement Tunggal Prakarsa berencana melakukan buyback saham hingga Rp 2,25 triliun dan menarik kembali sebagian saham hasil buyback 2021-2024.
- BNGA: Bank CIMB Niaga berencana membagikan dividen ~Rp 3,9 triliun atau Rp 155,73 per saham (dividend yield 8,5%).
- PWON: Pakuwon Jati mencatatkan marketing sales Rp 330,7 miliar pada 1Q25, setara 18,4% dari target 2025.
- ASRI: Alam Sutera Realty mencatatkan marketing sales Rp 745,3 miliar pada 1Q25, setara 21,3% dari target 2025.
- PTBA: Bukit Asam akan mendukung proyek hilirisasi batu bara, termasuk proyek DME dan SNG.
- AVIA: Wakil Direktur Utama Avia Avian membeli ~8 juta saham AVIA.
- CMNP: Citra Marga Nusaphala Persada berencana menggelar rights issue hingga ~2,2 miliar saham baru.
- ISAT: Indosat berencana melakukan penambahan kegiatan usaha.
Berita Hangat Lainnya
- OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global.
- Pemerintah akan mengurangi tarif PPh impor dan bea masuk secara umum.
- AS melanjutkan rencana mengenakan tarif impor komoditas semikonduktor dan farmasi.
- Kemenkominfo membuka peluang menurunkan biaya frekuensi untuk operator telekomunikasi.
- Dana investasi bersama Qatar senilai 4 miliar dolar AS akan difokuskan untuk sektor prioritas.
- FORE Kopi Indonesia menargetkan pertumbuhan laba bersih +70-80% selama 2025 dan menambah 55 gerai baru.
Teknik Mudah Mencari Saham Turnaround
Memilih saham yang tepat di tengah pasar yang bergejolak memang tidak mudah. Namun, peluang tetap terbuka bagi investor yang memahami indikator perusahaan turnaround. Peningkatan volume bisa menjadi tanda masuknya investor besar, menunjukkan potensi turnaround.