Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, hadir di Indonesia Open 2025 bukan untuk bertanding, melainkan untuk menyapa penggemar dan memberikan kabar terbaru mengenai kondisinya. Setelah absen di beberapa turnamen sejak Piala Sudirman karena vertigo, Gregoria tengah berjuang untuk memulihkan kesehatannya.
Vertigo yang dideritanya memaksa Jorji, sapaan akrabnya, untuk beristirahat dan melewatkan sejumlah turnamen penting di Asia, termasuk Indonesia Open 2025 yang sedang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno.
Di hari kedua turnamen BWF Super 1000 tersebut, Gregoria menyempatkan diri hadir dan berbagi perkembangan pemulihan penyakitnya. "Puji Tuhan kondisi sudah membaik," ujarnya dalam konferensi pers di Media Center Indonesia Open. "Tapi karena sempat off cukup lama, perlu waktu untuk kembali latihan. Masih bertahap dan mencoba membalikkan fisik. Semoga recovery cepat dan tidak kambuh lagi."
Juara Japan Masters 2023 ini mengungkapkan bahwa vertigo memberikan dampak besar saat latihan. Ia khawatir penyakitnya akan kambuh akibat intensitas latihan yang tinggi. "Efek di latihan yang paling ditakutkan adalah kambuh. Dulu sebelum berangkat ke Badminton Asia Championship, ada latihan yang mengharuskan gerak cepat, seperti agility dengan shuttlecock. Setelah itu langsung pusing, mungkin karena trigger gerakan cepatnya."
"Yang mengganggu adalah tidak tahu trigger-nya dari apa, dan takut kalau gerakan sudah mulai terasa cepat, vertigo akan muncul. Itu alasan kenapa sempat tidak latihan dan absen dari turnamen, karena sama sekali tidak bisa bergerak cepat," jelas Gregoria.
Saat ini, Gregoria fokus pada akupuntur untuk mengurangi rasa sakitnya. Ia juga rutin memeriksakan diri ke rumah sakit setiap minggu. "Banyak yang bilang akupuntur sangat membantu untuk vertigo. Jadi, sekarang rajin akupuntur, cek ke rumah sakit setiap minggu, follow up kondisi sama dokter, dan membahas program latihan dengan dokter dan pelatih," katanya.
"Sejauh ini semuanya berjalan dengan baik, kambuh-kambuhnya masih ada cuma sudah sangat ringan sekali. Dulu kalau kambuh bisa berbaring 5-6 jam, muntah-muntah terus. Kalau tidak diinfus dan diberi obat mual tidak berhenti. Sekarang dengan akupuntur dan dibantu fisio untuk latihan keseimbangan, makin membaik dan kambuhnya sudah tidak separah dulu," pungkas Gregoria.