Teror Drone Quadcopter Israel Hantui Warga Gaza: Intimidasi Psikologis hingga Pembunuhan

GAZA – Tentara Israel kian gencar memanfaatkan drone quadcopter, bukan hanya sebagai alat pengawas, namun juga sebagai instrumen teror psikologis dan bahkan pembunuhan langsung terhadap warga Palestina di Gaza.

Menurut laporan, drone-drone ini digunakan untuk menyebarkan suara-suara mengerikan yang sengaja dirancang untuk memicu kepanikan di kalangan warga sipil. Suara-suara tersebut mencakup lolongan anjing penyerang, jeritan anak-anak yang terluka, ratapan orang tua, dan sirene ambulans yang tak henti-hentinya, menciptakan suasana pembantaian yang mencekam.

Lebih jauh lagi, drone-drone tersebut dilaporkan memasuki rumah-rumah padat penduduk di malam hari, melayang di dalam kamar tidur, merekam keluarga yang tengah terlelap, sebelum kemudian menghilang melalui jendela. Tindakan ini meninggalkan trauma psikologis yang mendalam bagi para korban.

Drone-drone ini juga kerap terbang rendah di dekat jendela, koridor tempat penampungan, dan tenda-tenda pengungsi. Mereka berputar perlahan sebelum menyiarkan suara-suara mengganggu yang dirancang untuk menakut-nakuti dan melelahkan warga sipil secara psikologis.

Taktik ini diduga merupakan bagian dari strategi yang disengaja untuk menguras mental warga sipil, memaksa mereka untuk melarikan diri, dan memancing mereka ke dalam perangkap mematikan. Drone seringkali mendorong warga sipil yang ketakutan untuk mendekati jendela atau keluar dari tenda mereka, di mana mereka berpotensi menjadi sasaran tembakan. Dengan demikian, quadcopter menjadi senjata psikologis dan fisik yang mematikan.

Seorang warga Gaza mengungkapkan bahwa drone-drone ini telah mengondisikan mereka untuk mengabaikan teriakan minta tolong, karena mereka tidak dapat membedakan antara keadaan darurat yang sebenarnya dan jebakan yang dirancang untuk menjebak mereka agar ditembak.

Dampak psikologis yang tak henti-hentinya dari taktik ini bermanifestasi dalam berbagai bentuk, termasuk insomnia kronis, mimpi buruk berulang, gangguan emosional, kesulitan berkonsentrasi, perilaku agresif, dan depresi berat. Dampak ini sangat dirasakan oleh anak-anak, wanita, dan orang tua.

Penggunaan drone quadcopter oleh tentara Israel untuk mengintimidasi dan menargetkan warga sipil bukanlah tindakan acak, melainkan bagian dari pola yang terdokumentasi dan berulang. Tahun lalu dilaporkan bahwa Israel telah menggunakan drone untuk menyiarkan teriakan minta tolong oleh wanita dan bayi untuk memikat dan menembak warga Palestina.

Scroll to Top